Presiden Prabowo meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, agar menekankan pendidikan matematika sejak usia dini.
“Presiden Prabowo sangat concern dalam peningkatan kualitas sains, teknologi, dan kalau bicara sains dan teknologi, kan salah satunya matematika,” ungkap Mu’ti di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/10/24).
Menanggapi hal itu, seorang tenaga pendidik anak usia dini di Caterpillar Play House and Library, Jalan Samanhudi No. 12, Medan Maimun, Risa Ad’dhalia mengakui pentingnya pendidikan matematika dari usia dini.
“Menurut saya sangat penting. Karena dari matematika anak-anak dapat diajarkan menghitung kegiatan sehari-hari, penjumlahan, dan mengenalkan angka kepada anak-anak,” katanya melalui keterangan tertulis via WhatsApp, Selasa (5/11/24).
Ia juga menambahkan bahwa pengenalan bilangan, hitungan dasar, bentuk, ruang, pengukuran, serta kesadaran waktu juga dapat dilakukan kepada anak-anak.
“Untuk pengenalan bilangan biasanya dilakukan dengan cara meminta anak-anak untuk menghitung kira-kira angka dua yang mana, ada berapa jumlahnya, dan misal jumlahnya dua ditanya lagi mana angka dua, angka dua itu bentuknya seperti bebek,” ungkapnya.
Menurut Risa, mengenalkan matematika kepada anak usia dini dapat dilakukan pendekatan kontekstual.
“Atau dapat dikatakan dengan pendekatan dengan lingkungan sekitar. Misalnya belajar bentuk, anak-anak itu akan ditunjuk. Misalnya bentuk segitiga, maka dimisalkan bentuk segitiga itu seperti apa, itu juga berlaku pada bentuk lain,” ungkapnya.
Matematika yang tidak sesuai dengan kesiapan kognitif, lanjut Risa, dapat mengakibatkan anak stres.
“Fokus utama pendidikan di jenjang PAUD itu ada beberapa, misalnya sensori motorik, practical skills, fokus, membedakan dan mengelompokkan jenis barang dan warna, serta melatih menggunting,” tutup wanita berusia 23 tahun itu (amita/hm17)