-1.8 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Peringati Hari Pengungsi Sedunia, Yayasan Geutanyoe Gelar Sayembara Menulis dan Fotografi

Medan, MISTAR.ID

Yayasan Geutanyoe akan menggelar rangkaian kegiatan dokumentasi dan publikasi pengalaman respon kemanusiaan penanganan pengungsi luar negeri di Aceh, terintegrasi dengan rangkaian kegiatan Peringatan Hari Pengungsi Sedunia (World Refugee Day) 2022 yang juga diselenggarakan oleh Yayasan Geutanyoe.

Direktur Yayasan Geutanyoe Sumatera Utara, Datok Sarboini mengatakan bahwa dalam agenda dokumentasi dan publikasi ini dilaksanakan dalam beberapa kegiatan utama.

“Selain melaksanakan penulisan buku menyangkut pengalaman respon kemanusiaan penanganan pengungsi Rohingya di Aceh, Yayasan Geutanyoe juga akan menggelar sayembara artikel dan sayembara fotografi dengan tema ‘Aksi Kemanusiaan terhadap Pengungsi Luar Negeri di Aceh’,” katanya, Senin (6/6/22).

Baca juga:Nyantri di Kamp Pengungsian Rohingya

Sarboini juga menuturkan, setelah dinilai oleh academic team yang dibentuk oleh Yayasan Geutanyoe, selain menentukan pemenang sayembara, keseluruhan produk sayembara yang layak juga akan dipublikasikan pada Acara Publikasi berupa Launching Buku (buku pengalaman Respon Kemanusian dan buku Kumpulan Artikel) dan Pameran Fotografi di akhir Juni ini.

“Total hadiah sayembara ini berkisar senilai 20 juta rupiah. Periode sayembara ditentukan sejak tanggal 2 sampai dengan 12 Juni 2020,” ucapnya.

Peserta sayembara merupakan peserta umum bersakala nasional untuk sayembara menulis dan berskala Sumatra untuk sayembara fotografi.

“Syarat dan ketentuan lebih lanjut dapat diakses di website Yayasan Geutanyoe www.geutanyoe.id dan akun media sosial instagram @geutanyoefoundation,” terang Sarboini.

Sarboini menjelaskan, dasar pemikiran kegiatan ini adalah Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki pengalaman dan sejarah khusus dengan pengungsi dari luar negeri, baik pengungsi Rohingya sebagai yang paling dominan Aceh dan berbagai pengungsi lain yang pernah terhubung dengan Aceh.

Baca juga:Menlu Jerman: 2.500 Pengungsi Ukraina akan Dijemput Lewat Moldova

Pengalaman dan sejarah khusus ini bukan hanya menyangkut Aceh sebagai tempat berlabuh dan transit, namun juga terkait sejumlah penanganaan dan respon kemanusiaan terhadap para pengungsi dari hulu ke hilir. Aceh melakukan berbagai respon kemanusiaan dan terus belajar dari pengalaman mengenai respon-respon yang diberikan.

“Dalam hal ini, aktivitas dokumentasi dan publikasi atas pengalaman-pengalaman respon kemanusiaan yang dilakukan di Aceh menjadi sangat krusial. Dokumentasi dan publikasi sangat penting sebagai rekaman sejarah,” jelasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles