17.8 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Perayaan Mahasampatti di Vihara Setia Budi Berlangsung Sederhana

Medan, MISTAR.ID

Perayaan Mahasampatti atau Phra Phrom di Vihara Setia Budi Jalan Irian Barat Medan tahun ini berlangsung sederhana. Tidak ada kemeriahan seperti tahun-tahun sebelumnya yang menghadirkan panggung hiburan, Minggu (8/11/20).

Umat Buddha tampak khusuk menjalani ibadah di depan patung Phra Phrom dengan memasang dupa. Di depan patung representasi Dewa Brahma yang berwajah empat ini tampak banyak sesembahan berupa aneka buah diletakkan. Dewa ini juga sering disebut Si Mian Fo.

Setiap tanggal 9 November menjadi hari perayaaan Pensakralan Rahma Agung Mahasampatti yang puncaknya dirayakan di Erawan Tample Bangkok Thailand. Di Medan, perayaannya digelar pada 8 November.

Khusus di Vihara Setia Budi, perayaan ini dilakukan setiap tahun, untuk memperingati ulang tahun Phra Phrom. Phra Phrom sendiri sudah didirikan di vihara itu selama 16 tahun. Umat memujanya sebagai dewa keberuntungan dan perlindungan.

Baca juga: Hati-hati! Jalan Medan Simpang Gagak Siantar Longsor, Tonton Videonya Disini

Akiong, pengurus vihara mengatakan, Dewa Wajah Empat disembah untuk keberuntungan dan meminta perlindungan. “Kami meyakini, keberuntungan dan perlindungan atas izin Phra Phrom,” ungkapnya.

Menurut dia, umumnya umat yang memuja Phra Phrom adalah kalangan diusia produktif 30-40 tahun. “Hari ini seluruh umat merayakannya di vihara ini, besok puncak perayaan di Bangkok, umat juga akan datang kesana,” katanya.

Menurut Akiong, tahun ini perayaannya tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada panggung hiburan yang mendatangkan artis, hiburan dan aneka macam makanan. Hal ini disebabkan karena pandemi Covid-19 masih melanda. “Biasanya disini didirikan panggung hiburan, tapi tahun ini ditiadakan,” tandasnya.

Baca juga: Akhyar-Salman Ingin Medan Cantik, Bobby-Aulia Ingin Kembalikan Kejayaan Medan

Dari catatan Wikipedia, Phra Phrom atau Si Mien Fo , sebagai Brahmarupa dalam agama Buddha. She Mien Fo secara harafiah memiliki pengertian “Buddha Empat Muka”.

Agama Buddha mengakui keberadaan Brahma, tetapi memiliki pengertian yang berbeda dari kepercayaan kaum Brâhmana. Brahma dalam agama Buddha bukanlah mewaliki satu makhluk saja, melainkan mewakili sekelompok makhluk dengan berbagai macam tingkatannya.

Dalam Buddhisme, Brahma berada di alam tersendiri, yakni alam Brahma yang bebas dari nafsu gairah (Rûpârûpabhava).

Dewa Brahma, meskipun berusia amat lama, juga akan habis masa usianya (meninggal dari alamnya). Ia pun akan melanjutkan kehidupannya di alam-alam lain seperti halnya makhluk manusia dan binatang.

Baca juga: Gubsu Luncurkan Buku “Kamus Cakap Anak Medan”

Di dalam catatan sutra Buddhis, alam Pathana Jhana Bhumi terbagi menjadi tiga alam, yaitu alam Brahma Parisajja, Brahma Purohita, dan alam Maha Brahma. “Se Mien Fo” dalam agama Buddha dipercaya sebagai Maha Brahma Sahampati (Thai= Phra Phom Sin Nei atau Pah Pong) adalah penguasa dari alam Maha Brahma, yaitu alam tertinggi dalam alam Pathana Jhana Bhumi, dan merupakan penguasa alam semesta.

Dewa Brahma Sahampati dipanggil sebagai “Se Mien Fo” (Buddha Catur Muka) karena kewelasasihannya yang sangat besar kepada seluruh makhluk hidup, yang berwujud dan tidak berwujud, sehingga ia yang dari seorang Dewa kemudian mencapai ke-Bodhi-an (pencerahan). (Edrin/hm07)

Related Articles

Latest Articles