12.6 C
New York
Monday, May 13, 2024

Penggerebekan Judi Terbesar di Sumut Sita Komputer, LBH: Permainan atau Kecolongan?

Medan, MISTAR.ID

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan mengkritisi turun tangannya Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak saat menggerebek lokasi perjudian di sebuah rumah yang berlokasi di Komplek Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan, Selasa (9/8/22) dini hari lalu.

Kepala Divisi Sipil dan Politik LBH Medan Maswan Tambak menilai, Kapolda tak perlu turun apabila satuan Polsek atau Polres bekerja dengan baik. Dengan turunnya Kapolda, menurut dia, menunjukkan jajaran Polsek dan Polres tidak mampu membasmi perjudian.

“Ada dua kemungkinan ya. Pertama mungkin saja jajaran Polres atau Polsek lawan yang lemah bagi mafia perjudian, atau justru kemungkinan kedua Polres dan Polsek adalah rekan mafia perjudian,” ujarnya, Senin (22/8/22).

Baca juga: Selama 2022 Polres Siantar Ungkap 108 Kasus Narkoba dan 17 Kasus Judi

Maswan kemudian meminta Kapolda Sumut untuk betul-betul memperketat sistem dan satuan kerja (Satker) yang ditugaskan dalam membasmi perjudian. Selain perjudian, kata Maswan, tentu masalah hukum lain juga harus tetap diperhatikan secara serius.

Selain mengkritisi turunnya Irjen Panca dalam menggerebek lokasi perjudian, Maswan juga menyayangkan tak adanya aktivitas dan orang-orang yang sedang menjalankan praktik perjudian saat penggerebekan berlangsung. “Kan aneh hanya menyita ratusan komputer,” katanya.

Maswan menilai, hal itu menjadi tanda tanya, karena saat penggerebekan di lokasi judi terbesar tersebut tidak didapati orang-orang. Sedangkan apabila lokasi yang bukan lokasi judi terbesar, pihak Polda Sumut bisa mengamankan alat-alat judi dan orang-orang yang sedang melakukan aktifitas perjudian.

“Dengan tidak didapatinya aktifitas di lokasi perjudian terbesar tersebut, maka kemungkinan terbesarnya hanya ada dua,” katanya.

Pertama, lanjut Maswan, ada indikasi permainan karena bagaimana mungkin pihak kepolisian menggerebek satu lokasi kejahatan (perjudian) yang kosong aktifitas. Tentunya, kata dia, sebelum melakukan penggerebekan, inteligen kepolisian pasti harus sudah mengantongi informasi terkait lokasi judi dan aktifitas orang-orangnya.

Baca juga: Praktik Perjudian Menjamur di Sejumlah Kecamatan di Kabupaten Karo

Atau, kata Maswan, kemungkinan kedua kepolisian kecolongan informasi. Terkait kemungkinan kedua ini, menurut Maswan, berarti inteligen mafia judi lebih cepat dibandingkan intelijen polisi, atau bahkan bisa saja intelijennya polisi juga bagian dari intelijennya mafia judi.

Diketahui, Polda Sumut terus memburu bandar judi online yang beroperasi di Kompleks Perumahan Cemara Asri, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang berinisial ABK alias AP.

AP diduga telah menjalankan bisnis haram itu sejak Januari 2022 lalu dengan omset mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar per hari. Praktik perjudian tersebut sempat berjalan mulus setelah AP mengelabui petugas dengan membuka usaha kuliner di bagian bawah rumah toko (ruko). Usaha ilegal itu dioperasikan di tujuh ruko tiga lantai yang dibagi menjadi 18 ruangan.

Baca juga: Kapolres Batu Bara Tegaskan Komitmen Berantas Segala Bentuk Judi

Sebelumnya, penyidik Ditreskrimsus Polda Sumut telah melakukan penggeledahan di rumah bandar judi online terbesar di Sumatera Utara, ABK alias Apin Bakim di Komplek Cemara Asri Jalan Palem Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Jumat (19/8/22).

Penggerebekan itu dipimpin langsung Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak dan Wakapolda Sumut Brigjen Pol Dadang Hartanto. Sebanyak ratusan personel gabungan Brimob, Sabhara, Propam, Reserse, Intelijen dikerahkan dalam penggerebekan tersebut. (ial/hm09)

Related Articles

Latest Articles