14.2 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Pedagang Buku Titi Gantung Medan, Sepi Pengunjung dan Berharap Tak Lagi Digusur

Medan, MISTAR. ID

Akibat belajar daring yang sempat diberlakukan di tengah pandemi Covid-19 yang lalu, membuat para pedagang buku bekas menjerit, lantaran pembeli yang berkunjung semakin berkurang. Pengalamat pahit itu dirasakan pedagang buku bekas di Titi Gantung, Medan.

Pantauan Mistar. ID, Senin (17/7/23) suasana kios-kios tempat jualan buku bekas tampak sepi dan banyak yang lebih memilih tutup. Salah satu pedagang yang berhasil ditemui di Titi Gantung, Jalan Veteran, Medan Timur adalah Ator Badar,

Ator Badar bercerita, tempat jualan buku bekas ini tidak eksis seperti dulu lagi. Bahkan saat diajak berbincang-bincang, dirinya mengaku dari pagi hingga siang hari yang membeli bukunya beli ada.

Baca juga: Strategi Toko Buku Harmoni Bisa Tetap Bertahan di Siantar

Walau sepi, ia memilih untuk bertahan dengan harapan, tempat ini bisa lebih dikenal lagi oleh pengunjung pembeli buku bekas seperti dulu.

Sepinya pembeli ini berdampak terhadap sejumlah pedagang buku bekas, karena omzetnya berkurang, bahkan tidak mendapatkan apa – apa dari hari hasil jualan buku.

“Bisa dikatakan 95 persen penurunannya. Sebelum diberlakukan model pembelajaran secara daring, minimal ada 5 pengunjung yang membeli buku bekasnya setiap hari, namun sekarang tidak lagi seperti yang dulu,” ungkapnya.

Disampaikan lagi, akibat sepinya pembeli, para pedagang buku bekas lebih banyak menutup kiosnya. Dari puluhan pedagang buku bekas yang jualan di sini, namun kini tersisa hanya 12 orang saja yang masih bertahan jualan sampai saat ini.

Baca juga: Minat Baca Buku Kian Berkurang,Perpustakaan dan Penyewa Komik Sepi

“Kalau penjualan buku saat ini belum ada pembeli, namun kita tetap sabar dan bertahan, karena kita pikirkan suatu saat ada saja nanti musim pembeli datang. Mau gimana lagi, hidup kita susah buat nyari makan setiap hari,” ujar Ator Badar dengan raut sedih mengungkapkannya.

Hal yang sama juga dialami penjual buku bekas lainnya, Zabrina yang mengaku sangat terpuruk dengan sepinya pembeli setiap harinya. Selama sepi pembeli ini, menurun drastis penghasilan yang didapatkan setiap harinya.

“Lihat saja situasinya seperti ini orang lewat pun tidak ada. Seharusnya memasuki tahun ajaran baru ini, anak kuliah dan pelajar lainnya sudah sibuk cari buku. Tapi ini sama sekali tidak ada yang berkunjung membeli buku,” ujar Zabrina.

Zabrina juga mempercepat jam pulangnya dari kios. Dari pukul, 14:00 WIB ia sudah menutup tempat kios jualannya.

Baca juga: Bisnis Buku Bekas, Pendeta Ini Mampu Beli Ruko Harga Miliaran Tiap Tahun

“Buat apa lagi lama-lama di sini, toh juga gak ada dapat uangnya untuk apa lagi dipertahankan, tutupnya,” Zabrina.

Mereka juga memohon kepada pemerintah kota (Pemko) Medan, khususnya kepada Wali Kota, Bobby Nasution untuk tidak mengganggu mereka lagi dengan tindakan penggusuran dari lokasi tersebut. Karena mereka tidak tahu apa alasan pemerintah kota (pemkot)  melarang mereka jualan di tempat tersebut.

Karena  mereka merasa tidak melakukan pelanggaran apa-apa. Mereka hanya mencari sesuap nasi buat kebutuhan keluarga.

“Masih banyak lagi tempat di luar sana yang layak diperhatikan oleh pemerintah,”ujar pedagang. (saferius/hm17)

Related Articles

Latest Articles