10.9 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Netizen Anggap KontraS Sumut Bela Begal, Koordinator: Kami Anti Begal

Medan, MISTAR.ID

Beberapa waktu lalu KontraS Sumut menyatakan ketidak sepakatannya dengan pernyataan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang menegaskan aparat kepolisian menindak tegas pelaku begal walaupun harus ditembak mati.

Dalam pernyataan yang disampaikan Koordinator Kontras Sumut tersebut, menuai reaksi dari netizen. KontraS Sumut tegas menyatakan bahwa menembak mati pelaku begal melanggar hak asasi manusia (HAM).

Dengan itu, netizen menganggap KontraS Sumut membela pelaku tindak pencurian dengan kekerasan alias begal dengan dalih pelanggaran HAM. Hal tersebut diketahui dari kolom komentar media sosial Instagram KontraS Sumut.

Baca juga: Antisipasi Begal Muspika Medan Marelan Adakan Patroli Hingga Subuh

Pasca KontraS Sumut berargumen tidak satu suara dengan Wali Kota Medan, netizen langsung menyerbu KontraS Sumut dengan menyampaikan komentar-komentar di unggahan Instagram KontraS Sumut.

Mengetahui hal tersebut, Koordinator KontraS Sumut, Rahmat Muhammad, menjawab dengan tegas bahwa pihaknya membantah mendukung tindakan pembegalan atau terhadap pelaku begal itu sendiri.

Hal itu diungkapkannya saat dikonfirmasi Mistar lewat seluler, Minggu (16/7/23). Rahmat mengatakan bahwa KontraS Sumut anti dengan tindakan pembegalan.

Baca juga: 15.000 Warga Medan Setuju Polisi Tembak Mati Begal Sadis

“Kami anti begal, tapi menembak mati (pelaku) adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Pada prinsipnya kami tidak ingin berhadap-hadapan dengan masyarakat. Saya mengerti maksud dari komentar-komentar netizen kepada KontraS,” ungkapnya.

Hal itu terjadi, dikatakan Rahmat, karena memang masyarakat saat ini sedang jengah dengan berbagai persoalan kejahatan terutama begal yang terjadi di Kota Medan.

“Kami sangat mengerti dengan situasi ini. Namun, kita harus garis bawahi juga bahwa penegakan hukum juga harus dijalankan sesuai prosedur yang benar,” katanya.

Baca juga: Polsek Percut Sei Tuan Tembak Pelaku Begal

Ia pun mengatakan, dalam situasi ini kepolisian harus diselamatkan, karena kepolisian lah yang akan berhadapan dengan kejahatan secara langsung di lapangan.

“Jika pelaku atau tersangka ditembak begitu saja tanpa melihat aturan yang benar, tentu saja polisi akan dicap sebagai pelanggar HAM. Kami hanya menyampaikan kepada publik bahwa penegakan hukum harus dijalankan sesuai prosedur yang benar,” sambung Rahmat.

Menembak terhadap pelaku kejahatan di luar mekanisme hukum, kata Rahmat, tidak dibenarkan dan itu melanggar HAM.

Baca juga: Kriminolog: Tembak Mati Pelaku Begal Boleh Saja, tapi Perlu Ukuran dan Kepastian

“Jika konteksnya KontraS tidak pada posisi mendukung begal, Medan harus kondusif, tetapi itu juga harus dijalankan sesuai aturan yang ada,” ujarnya.

Dengan tegas, Rahmat mengatakan, bahwa KontraS Sumut mendukung pemerintah dan aparat penegak hukum dalam memberantas tindak kriminal terlebih aksi begal.

“KontraS tentu saja mendukung penegakan hukum atas kejahatan begal, premanisme, perampokan, geng motor, dan segala jenis kejahatan di Kota Medan,” ucapnya.

Baca juga: Bantu Polisi Jaga Keamanan Warga, Kodam I/BB Bentuk Timsus Anti Begal

Namun demikian, lanjut Rahmat, jangan pula Wali Kota Medan seolah meminta aparat kepolisian untuk mengangkangi prinsip-prinsip HAM dalam melakukan kerja-kerja tersebut.

“KontraS menilai pemberantasan atas banyaknya kasus kejahatan yang terjadi bukan persoalan instan yang bisa diselesaikan secara reaksioner. Apalagi dilakukan tergesa-gesa dengan menembak mati para pelaku,” lanjutnya.

Rahmat pun menambahkan, sedangkan di sisi lain penyempitan akar masalah dari situasi itu tidak diatasi secara serius.

Baca juga: Komunitas Cewek Anti Begal Dukung Polisi Menembak Mati Para Pelaku

“Kita harus menyelesaikan masalah kejahatan di Kota Medan ini dengan konseptual. Kita lihat dululah masalahnya di lapangan, dikaji apa sebabnya, dan bagaimana solusinya. Mengapa begal, geng motor, dan maling begitu tinggi? Apa yang menjadi sebab utamanya?” tambahnya.

KontraS Sumut meyakini bahwa kejahatan muncul akibat sistem keamanan yang longgar atas maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

“Kemudian juga (penyebabnya) pembiaran kepada premanisme, geng motor, dan pembinaan residivis yang gagal di lapas. Hal inilah yang seharusnya dibenahi juga oleh pemerintah dan aparat kepolisian,” terang Rahmat.

Baca juga: Anggota DPRD Medan Dukung Sikap Bobby soal Polisi Tembak Pelaku Begal

Dalam hal tersebut, KontraS Sumut meyakini bahwa ada persoalan yang salah dalam hal pengamanan dan penanganan di lapangan pada saat ini. Rahmat menyebut, bahwa penyebab munculnya kejahatan ialah karena penyalahgunaan dan peredaran narkoba yang masif.

“Jika kita lihat, kasus narkoba di Sumut itukan sangat tinggi, bahkan Sumut menjadi wilayah dengan 1.7 juta jiwa. Itu angka yang sangat tinggi. Saya yakin bahwa hal inilah menjadi penyebab kejahatan-kejahatan lainnya muncul,” imbuhnya.

Diungkapkan Rahmat, bahwa untuk menghilangkan kejahatan-kejahatan yang ada, maka hilangkanlah masalah utamanya, yakni narkoba.

Baca juga: Aksi Semakin Sadis, Pedagang Medan Dukung Tindakan Tegas Terhadap Pelaku Begal

“Maka, saya yakin kejahatan setelahnya akan menurun,” pungkas Koordinator KontraS Sumut. (Deddy/hm21).

Related Articles

Latest Articles