13.3 C
New York
Friday, May 10, 2024

Museum Perkebunan Indonesia Pertama di Medan, Digagas Soedjai Kartasasmita Diresmikan Tengku Erry Nuradi

Medan, MISTAR.ID

Museum Perkebunan Indonesia yang berdiri di Kota Medan, merupakan museum perkebunan pertama yang didirikan sebagai pusat informasi dan pendidikan tentang perkebunan yang ada di Indonesia. Lokasinya terletak di Jalan Brigjen Katamso No. 53, Medan.

Salah satu Educator Museum Perkebunan, Rika, mengatakan jika Museum Perkebunan Indonesia I  (Musperin I) ini merupakan museum perkebunan pertama di Indonesia.

Museum yang dikelola Yayasan Museum Perkebunan Indonesia ini diresmikan Gubernur Sumatera Utara, ketika dijabat oleh Tengku Erry Nuradi pada 10 Desember 2016.

“Sejak diresmikan, keberadaannya semakin dikenal dan banyak dikunjungi masyarakat,” ujar Rika kepada mistar.id, Sabtu (15/7/23).

Baca juga: Museum Negeri Sumut Simpan 7.026 Koleksi Benda Sejarah

Pendirian museum ini, kata Rika, merupakan gagasan dari Soedjai Kartasasmita, seorang begawan perkebunan terkemuka nasional kelahiran Cilacap pada tahun 1926. Ia merupakan konseptor gagasan plasma dan anggota kehormatan seumur hidup International Society for Sugarcane Technologist (ISSCT).

Mengingat Sumatera Utara ini sejak era kolonial Belanda identik dengan perkebunan, maka dibukalah museum perkebunan. Fungsinya agar masyarakat semakin mengetahui perkembangan perkebunan di Sumatera Utara.

Ia katakan lagi, ada tiga moda transportasi yang dipamerkan di halaman museum, yaitu lokomotif uap merek Ducro dan Brauns made in, serta sebuah pesawat. Jenis transportasi ini merupakan peralatan serta benda-benda lokomotif sebagai alat pengangkut sawit dan begitu juga dengan alat brauns made in.

Baca juga: Museum Sumpah Pemuda Film Dokumenter Animasi “YAMIN”

Sedangkan pesawat terbang merupakan suatu alat untuk penyemprotan hama tembakau yang digunakan oleh PTPN II.

“Yang dikoleksi di dalam museum, juga banyak benda-benda peninggalan tentang Tembakau Deli seperti mesin,timbangan, mesin press, mesin ketik, kalkulator, dan daun- daun tembakau,” ungkap Rika.

Dikatakan lagi, benda-benda  koleksi yang ada di museum ini, didapatkan dari perusahaan – perusahaan perkebunan seperti PTPN II, PTPN IV, PT Socfin Indonesia dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

“Bangunan ini didirikan pada tahun 1916 dan kemudian dijadikan museum perkebunan pada 10 Desember 2016, “ujarnya.

Baca juga: Museum Simalungun Minim Pengunjung, Ini Penyebabnya

Museum ini banyak dikunjungi kalangan anak sekolah atau pelajar dari tingkat SD hingga sampai tingkat SMA dan mahasiswa, serta para wisatawan negara asing.

“Pengunjung dapat mendatangi museum dari Selasa hingga Minggu dengan jam operasional bukanya mulai pukul 08:00 WIB sampai 16:00 WIB,” ucapnya.

Namun pada hari Senin dan hari besar nasional, museum ini tutup sebagaimana aktivitas museum pada umumnya.

Untuk harga tiket masuk pengunjung, hanya Rp 1.000 ribu per orang.

Baca juga: Museum Perkebunan Kembali Dibuka Untuk Edukasi Wisata

“Namun untuk wisatawan mancanegara, sebesar Rp 25.000 per orang. Jika mereka berkunjung bentuk rombongan atau group hanya dikenakan sebesar Rp 8.000 ribu per orang,” tutupnya. (Saferius/hm20)

Related Articles

Latest Articles