25 C
New York
Saturday, August 3, 2024

Modernisasi Pesta Adat dengan Kehadiran Penari Tradisional

Medan, MISTAR.ID

Dalam beberapa tahun terakhir, pesta pernikahan adat telah mengalami transformasi yang menarik dengan munculnya tren baru yang semakin populer yakni penampilan dancer.

Kehadiran para penari ini tidak hanya menambah kemeriahan acara, tetapi juga memberikan sentuhan modern yang memikat tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional yang kental.

Melalui gerakan yang energik hingga kostum yang memukau, para dancer ini berhasil memadukan unsur budaya dan hiburan, menciptakan pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan terkhusus bagi penyelenggara pesta.

Baca juga:Festival Musik dan Tari 2024 Diikuti 380 Penari Sanggar Kota Medan

Horas Dancer, salah satu traditional dancer yang berdomisili di Medan yang dibentuk sejak tahun 2016.

Cindi Panjaitan, owner dari Horas Dancer saat ditemui oleh Mistar, Sabtu (3/8/24) di salah satu gedung Jalan Mataram Medan, mengatakan bahwa sebelumnya ia juga menjadi anggota dancer untuk acara-acara.

“Dari dulu saya senang yang namanya seni. Jadi saya kepikiran, kenapa saya nggak mengeluarkan saja sama orang lain tentang bakat saya. Seni itu kan banyak. Kebetulan saya memang bisa juga seni musik dan seni tari gitu. Dan saya awalnya diajak, jadi kenapa saya nggak bisa mengajak orang lain sementara saya diajak juga mau gitu,” katanya.

Wanita alumni Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara (USU) ini mulai menari sejak di bangku perkuliahan, tepatnya semester 3 yaitu pada tahun 2014.

Hingga saat ini, Horas Dancer memiliki anggota sekitar 15 sampai 20 orang. Namun semua bukanlah anggota tetap dikarenakan mereka semua adalah mahasiswa yang ketika lulus akan keluar untuk mencari pekerjaan.

Baca juga:Fakta Menarik Tari Tor-Tor, Seni Tradisional Kebanggaan Orang Sumatera Utara

“Kebanyakan mahasiswa delapan puluh persen rata-rata ada dari Etnomusikologi USU, kemudian ada dari pendidikan tari Unimed,” sebutnya.

Horas Dancer, lanjutnya, menerima undangan menari untuk beragam acara. Baik acara pernikahan, ceremony, pesta ulang tahun, acara partai-partai hingga acara Bona Taon (acara syukuran komunitas suku Batak).

“Kami terima semua pesta jadi ada Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, Jawa kemarin pernah juga, Aceh pun pernah dan kebanyakan acara wedding,” tuturnya.

Cindi mengatakan, hingga saat ini base mereka hanya di Medan. Namun mereka juga pernah mendapatkan undangan menari hingga ke daerah Toba. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles