2.8 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Melalui Kurikulum dan Ekstrakurikuler, Implementasikan Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah

Medan, MISTAR.ID

Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Medan, Angga Pratama (30), mengungkapkan bahwa implementasi pendidikan cinta lingkungan sudah mulai diterapkan bagi siswa melalui kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini ia sebut penting mengingat bencana-bencana yang terjadi seringkali dipicu oleh kerusakan lingkungan seperti deforestasi dan pengelolaan sampah yang buruk.

Salah satu implementasinya, kata Angga adalah melalui program kerja siswa pecinta alam (Sispala) SMAN 2 seperti gaberling, konservasi, dan lainnya, di mana siswa terlibat langsung dalam kegiatan pelestarian lingkungan.

“Dengan memberikan pendidikan cinta lingkungan, siswa dapat memahami pentingnya menjaga keseimbangan alam, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan bencana dan pelestarian lingkungan,” katanya kepada Mistar.id, Selasa (3/12/24).

Baca juga:Sosok Yuli Efriani, Perempuan Muda di Balik Komunitas Peduli Lingkungan Daerah Pesisir

Namun, Angga juga mengakui adanya beberapa tantangan yaitu kurangnya kesadaran serta minat sebagian siswa. Selain itu, keterbatasan waktu dan sumber daya juga menjadi hambatan dalam melaksanakan kegiatan yang lebih intensif terkait lingkungan.

“Untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pelestarian lingkungan, sekolah melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan seperti penanaman pohon, program pengelolaan sampah, dan kegiatan daur ulang. Selain itu, siswa juga berpartisipasi dalam kampanye pengurangan penggunaan plastik di lingkungan sekolah,” lanjutnya.

Selain itu, beberapa kegiatan sosial seperti bersih-bersih atau mengadakan lomba bertema lingkungan, juga dinilai dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Baca juga:Pj Gubsu: Generasi Emas Berasal dari Pendidikan Dini

Angga juga menekankan pentingnya perbaikan dalam pendidikan lingkungan di sekolah. Sekolah perlu menyediakan fasilitas dan program yang mendukung seperti bank sampah, tempat sampah terpisah, dan ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan oleh siswa.

“Peningkatan kerjasama dengan masyarakat sekitar dan instansi terkait juga penting untuk memperkuat upaya pendidikan lingkungan ini,” ungkapnya.

Alumni Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-Su) 2016 ini juga menyoroti peran penting orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

“Orang tua dapat membantu dengan menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan di rumah, seperti pengurangan sampah plastik dan pengelolaan limbah. Masyarakat mendukung kegiatan sekolah melalui partisipasi dalam program lingkungan serta memberi contoh nyata tentang pentingnya menjaga alam,” tutupnya.

Baca juga:Peringatan Hari Pramuka di Sergai, Bupati Soroti Pentingnya Pendidikan Karakter

Siswa pecinta alam (Sispala) SMAN 2 Medan, Cindy, mengaku prihatin untuk bencana banjir dan longsor yang terjadi di Wilayah Sumut. Sejak kejadian pada 27 November hingga 2 Desember 2024, Cindy dan teman-temannya turun memberikan bantuan logistik, pakaian dan obat-obatan untuk warga. Dan membantu membersihkan rumah warga yang terdampak.

“Pendidikan lingkungan itu sangat penting dan dapat meningkatkan kesadaran siswa untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Kita juga jadi paham tentang dampak buruk yang timbul jika lingkungan tidak dijaga,” tuturnya.

Cindy menyebutkan, beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah yakni mengikuti program penghijauan, ecobrick, dan menjaga kebersihan area sekolah. Beberapa siswa juga aktif mengikuti seminar tentang konservasi.

Ia berharap semakin banyak siswa yang sadar akan pentingnya menjaga dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ramah lingkungan.

“Cindy berharap agar kegiatan tersebut dapat menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah dan masyarakat luas,” sambungnya. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles