26.9 C
New York
Tuesday, July 16, 2024

Leni dan Kampung Tapai Ladang Bambu: Menggali Potensi Lokal dari Usaha Rumahan

Medan, MISTAR.ID

Leni (36), warga Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, telah menggeluti usaha tapai rumahan selama lebih dari satu dekade.

Usaha yang dimulai dari keterampilan warisan keluarga dan dukungan lingkungan sekitar ini kini berkembang dan menjadi salah satu ikon lokal di kawasan tempat tinggalnya. Tapai buatan Leni dikenal karena kualitas dan cita rasanya yang khas.

“Saya belajar membuat tapai dari keluarga dan juga dari lingkungan sekitar yang banyak memiliki usaha pembuatan tapai,” ujar Leni, ketika ditemui di kediamannya, Selasa (16/7/24) sore.

Keahliannya ini tak hanya menjadi sumber pendapatan, tetapi juga menghidupkan kembali tradisi pembuatan tapai di daerahnya.

Baca juga:Berawal dari Coba-coba Sukses Buka Usaha Bolu Rumahan

Menurut Leni, permintaan tapai buatannya mengalami peningkatan signifikan pada momen-momen tertentu, seperti pesta tahunan yang rutin diadakan di Kabupaten Karo.

“Bulan 10 nanti seluruh kecamatan di Berastagi mengadakan pesta tahun secara serentak. Semua tukang tape (tapai) membuat tape,” jelas Leni.

Pada momen tersebut, Leni bisa menerima pesanan hingga 500 kilogram tapai dalam sehari. Untuk memenuhi pesanan besar ini, ia membutuhkan bantuan hingga 10 orang untuk membungkus.

Dalam kesehariannya, Leni biasanya memproduksi 30 kilogram ubi dan 6 kilogram pulut untuk dijual keliling. Dari produksi harian ini, dia bisa meraih pendapatan bersih sekitar Rp200.000 hingga Rp300.000.

Baca juga:Berkah Usaha Akikah, Modal Rp1 Juta, Raup Omzet Puluhan Juta

Namun, untuk pesanan dalam jumlah besar, keuntungan yang diraih bisa mencapai Rp10 juta, meski modalnya cukup besar, sekitar Rp6 juta hingga Rp7 juta.

“Keuntungan tidak menentu, karena harga pulut fluktuatif. Sekarang saja sekilonya sudah Rp20.000,” tambah Leni.

Namun, di balik kesuksesannya, Leni mengakui adanya kendala dalam pembukuan.

“Membuat tape ini repot, jadi kadang tidak ada pembukuan. Paling hanya memutar modal terus,” ungkapnya.

Kelurahan Ladang Bambu sendiri telah dikenal sebagai Kampung Tapai dengan sekitar 40 pelaku usaha di sana.

Baca juga: Memberatkan Pengusaha dan Pekerja, Iuran Tapera Ditolak

Yus, Lurah Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, menjelaskan bahwa wilayah ini memiliki ciri khas yang unik.

“Pada tahun 2021, Ibu Kahiyang Ayu, istri Pak Bobby pernah datang untuk melihat proses pembuatan tapai di lingkungan ini,” cerita Yus.

“Saat ini, Kelurahan Ladang Bambu memiliki identitas sebagai Kampung Tapai. Ini bisa dilihat dari gapura selamat datang yang tertulis kampung UMKM dengan gambar tape dan keripik singkong,” lanjutnya.

Usaha tapai Leni bukan hanya sekedar rumahan, tetapi bisa menjadi simbol kekuatan ekonomi lokal yang berakar pada tradisi dan kekompakan komunitas.

Keberhasilan Leni dan kampung tape di Ladang Bambu membuktikan bahwa dengan semangat dan kerja keras, potensi lokal bisa diangkat menjadi sumber kebanggaan dan kesejahteraan bagi masyarakat. (azmie/hm17)

Related Articles

Latest Articles