Wednesday, March 26, 2025
home_banner_first
MEDAN

Komentar Pengusaha Travel terkait Taksi Gelap yang Beroperasi di Medan

journalist-avatar-top
Senin, 24 Maret 2025 21.55
komentar_pengusaha_travel_terkait_taksi_gelap_yang_beroperasi_di_medan

Supir bus travel menunggu kedatangan penumpang di pinggir jalan. (f:amita/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Salah seorang pengusaha travel PT Murni Trans, Iman, mengomentari keberadaan travel atau taksi gelap yang marak beroperasi menjelang libur lebaran 1446 Hijriyah.

"Biasanya sore begini sudah ramai, apalagi seminggu lagi Lebaran. Tapi kenyataannya masih sepi," katanya kepada Mistar di Jalan TB Simatupang, Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Senin (24/3/2025).

Iman mengatakan, biasanya setiap 30 menit sekali travel mulai berangkat mengantar penumpang. Namun, saat ini harus menunggu penumpang sampai ada.

"Kalau 1 penumpang tidak menutup ongkos bensin kami, minimal 5 hingga 6 orang baru bisa berangkat. Kalau tidak ada penumpang, supir-supir ini terpaksa tinggal di Medan tidak pulang kampung karena tidak ada pemasukan," tuturnya.

Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa biasanya travel atau taksi gelap tidak memiliki loket tiket sendiri, sehingga riskan tertipu.

"Seandainya penumpang ditipu saat sudah membeli tiket, ke mana mereka bisa bertanya atau meminta tanggung jawab atas penipuan itu," ujarnya.

Untuk itu Iman menyarankan, lebih baik masyarakat membeli tiket travel bus di tempat yang memang resmi dan terdaftar.

"Kalau beli di kami dan kabur bawa barang dan uang penumpang, mereka bisa datang ke loket, meminta pertanggungjawaban. Kalau gitu travel kami yang jelek nanti, makanya penipuan tak mungkin terjadi di kami," tuturnya.

Ia menyampaikan, sebelumnya pernah ada kasus penipuan travel gelap kepada penumpang.

"Pernah dibawa kabur uang penumpang. Akhirnya, penumpang beli tiket lagi karena tidak tau mau meminta pertanggungjawaban ke mana," katanya.

Sementara itu, salah seorang penanggungjawab bus travel PT Nusantara (nst) Transport, Rahmat, mengaku sangat dirugikan dengan adanya travel gelap.

"Kita ada trayeknya, lalu untuk pos-pos loket kita bayar. Kalau travel gelap tidak, dia ambil sewa langsung bawa," ucapnya.

Lebih lanjut, Iman mengakui, ada penurunan sebanyak 50 persen penumpang akibat taksi gelap itu.

"Selain mudik Lebaran, di hari biasanya juga turun karena adanya travel gelap ini," ujarnya.

Ia menyayangkan masyarakat lebih memilih menggunakan travel gelap dibanding yang sudah terdaftar.

"Masyarakat lebih pilih travel gelap dibanding travel yang jelas, karena tidak ditertibkan," tuturnya.

Ia berharap travel gelap dapat ditertibkan dan dipertegas, agar mereka bisa mengikuti perundang-undangan.

"Pajak jalan harus digunakan, misalnya kami plat kuning trayeknya jelas kemana. Mereka juga harusnya seperti itu," katanya. (amita/hm27)

REPORTER:

RELATED ARTICLES