26.8 C
New York
Wednesday, June 19, 2024

Kembangkan Budaya Sapa lewat Emoticon, Generasi Tua Harus Paham

Medan, MISTAR.ID

Penggunaan teknologi sebagai perkembangan budaya memang harus diimplementasikan dalam kehidupan bersosial, contohnya seperti penggunaan emoticon di media sosial sebagai gestur penyapaan.

Budaya penyapaan saat ini sudah tak lagi harus dilakukan secara fisik dan terbuka pada lawan bicara, pemanfaatan teknologi seperti WhatsApp, Instagram dan beberapa lainnya adalah bentuk majunya bangsa Indonesia dalam taraf perubahan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Prodi Pendidikan Antropologi Unimed, Dr Rosramadhana saat ditanyai mistar.id usai talkshow ulang tahun Pendiddikan Antropologi ke-16 di Aula FIS lantai 3 Unimed, Rabu (12/6/24).

Baca juga: Kemajuan Teknologi Jadikan Pembelajaran Makin Cepat dan Berdaya Saing

Dalam hal ini Rosramadhana yang kerap disapa Dhana ini mengatakan, bahwa dirinya telah melihat perubahan pada generasi muda untuk menuju Indonesia emas 2045 mendatang dan menekankan perubahan tersebut memang harus digapai.

“Saat ini kita memang harus bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin supaya bisa mencerdaskan anak-anak bangsa melalui pendekatan budaya,” katanya pada mistar.id.

Ia mengatakan bahwa sebagian besar orang tua tentunya merasa khawatir terhadap pola dan perilaku anak yang dianggap tak berbudaya, namun hal tersebut merupakan suatu perubahan yang tidak bisa dipaksakan seperti dulu.

“Misalnya generasi dulu menyapa kita dengan tunduk dan ekspresi seperti dulu dan sekarang dengan teknologi dia menyapa dengan WhastApp menurut saya ini juga suatu perubahan yang sangat signifikan, jadi tidak semuanya tergerus,” jelasnya.

Baca juga: 50 LOI Diterima Kembangkan Teknologi IKN Smart City

Selain itu, Dhana mengatakan bentuk menyapa dengan menggunakan emoticon bukan hal yang buruk dan tak berkarakter, justru hal tersebut merupakan perubahan di era digital.

“Bedanya kalau dulu tubuh atau gestur itu ikut, nah kalau sekarang dengan emot itu bukan menunjukkan tidak sopan dan anggapan itu adalah paradigma lama, penggunaan simbol-simbol itu bukan sesuatu yang baru dan itu yang harus dipahami oleh generasi tua,” tambahnya.

“Jadi kalau kita tidak bisa memahami perubahan teknologi yang datang secara global ini, tentu kita akan salah,” pungkasnya. (dinda/hm17)

Related Articles

Latest Articles