10.5 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Harga Telur Ayam Naik, Ini Pemicunya 

Medan, MISTAR.ID

Sudah sepekan terakhir harga telur ayam mengalami kenaikan. Kenaikan ini terjadi semakin dekatnya perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020/2021. Namun, tak hanya permintaan saja yang menyebabkan kenaikan, tapi lantaran harga pakan ayam juga yang naik.

Seperti yang dikatakan salah seorang distributor telur ayam di Medan bernama Andri Ginting, kenaikan telur hingga Rp12.000 per papan atau Rp 700 per butirnya.

“Kenaikan harga telur ini sudah terjadi sejak seminggu terakhir. Memang tidak terjadi sekaligus alias kenaikannya bertahap,” ungkap Andri pada wartawan melalui selulernya, Sabtu (19/2/20).

Sejauh ini dikatanya, tidak ada alasan pasti mengapa harga telur dari kandang bisa naik. “Kalau dibilang karena permintaan naik, gak juga lah. Tetapi santer kami dengar isu, karena harga pakan ternak yang naik,” kata Andri yang mengambil telur dari kawasan Binjai.

Baca Juga:Harga Telur di Lubuk Pakam Bergerak Naik

Dijelaskan Andri, untuk harga biasanya ia menjual ke tingkat grosir di harga Rp36 ribu per papan, dimana 1 papan berisi 30 butir. Tapi sekarang, ia menjual di harga Rp48 ribu per papan.

“Jadi mau gak mau terpaksa untung yang kita kurangi, karena gak mungkin kita jual lebih mahal lagi,” sebutnya.

Andri yang sudah bergelut di bisnis telur sejak 6 tahun terakhir ini menuturkan, untuk pasokan telur dari kandang masih sesuai jatah, sehingga ia tidak kesulitan memenuhi permintaan dari grosir langganan.

“Setidaknya dalam sepekan, saya tetap bisa kirim 1400 papan ke Karo, daerah utama pemasaranku,” sebutnya. Kenaikan harga telur juga mulai mengganggu perputaran usaha roti yang dijalankan Rita Hutabarat.

Baca Juga:Harga Telur Melonjak di Siantar, Diskop: Ke Pasar Murah Saja, Daging Sapi Juga Ada

Harga telur yang naik, membuat ibu tiga anak ini harus rela mengurangi besaran keuntungan.  “Yah karena kita sudah duluan umumkan harga, jadi mau gak mau yah kita harus iklaslah keuntungan berkurang. Syukur-syukur gak rugi,” sebut Rita.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sumut Barita Sihite yang dikonfirmasi Mistar terkait kenaikan harga telur ayam ini mengatakan, berdasarkan info dari forum perunggasan Sumut ada pengurangan produksi bibit ayam broiler melalui penundaan penetasan telur (setting hatching egg/HE) hingga 50%.

“Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk stabilisasi harga sehingga induk ayam berkurang untuk menghasilkan telur. Lalu, memang ada kenaikan harga pakan ternak juga ada permintaan konsumen meningkat. Sehingga terjadi kenaikan harga telur ayam ini,” pungkasnya.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles