22.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Gubsu Soroti Rendahnya Serapan Anggaran Pemkab-Pemko di Triwulan I

Medan, MISTAR.ID

Rendahnya serapan anggaran pemerintah kabupaten-kota di triwulan I Tahun Anggaran (TA) 2021 menjadi sorotan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi. Padahal penyerapan anggaran ini penting dan telah menjadi instruksi Presiden RI Joko Widodo, demi memulihkan perekonomian akibat hantaman pandemi Covid-19.

Pemerintah daerah diminta segera merealisasikan program-program dalam bentuk percepatan belanja pemerintah, bantuan sosial, padat karya dan lainnya. “Kabupaten dan kota di bulan Mei penyerapan anggaran ada yang masih 6 persen. Bupati, wali kota kayak mana kalian ini. Padahal uangnya ada. Kecuali uangnya nggak ada, utang dulu. Ini uangnya ada,” kata Edy, Sabtu (8/5/21).

Ia pun tak ingin menutup-nutupi data serapan anggaran pemerintah daerah, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumut. Tujuannya agar uang bisa berputar di masyarakat dan akhirnya dapat menyejahterahkan rakyat. “Kalau ini tak diselesaikan, tak ada uang beredar di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga:Gubsu Konsolidasikan Rumah Sakit se-Sumut Antisipasi Lonjakan Kasus Kematian Covid-19  

Adapun Pemerintah Kabupaten-Kota yang mendapat sorotan lantaran masih minimnya serapan anggaran pada triwulan I tahun 2021 di antaranya yakni Kabupaten Labuhanbatu Selatan 0,38 persen, Kabupaten Mandailing Natal 1,68 persen, Kabupaten Batubara 2,19 persen, Kota Padangsidimpuan 2,40 persen, Kabupaten Samosir 2,83 persen.

Sedangkan serapan anggaran kabupaten-kota di Sumut tertinggi yakni Kabupaten Tapanuli Selatan 23,28 persen, disusul Kabupaten Nias 13,24 persen, lalu Kota Tebingtinggi 11,47 persen, kemudian Kabupaten Tapanuli Utara 11,18 persen dan Kota Sibolga 11,17 persen.

Sementara serapan anggaran Pemprov Sumut mencapai 16,77 persen. Sebelumnya Presiden Jokowi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2021 membahas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) di tahun 2022 salah satunya mengusung pemulihan ekonomi. (iskandar/hm12)

Related Articles

Latest Articles