Cerita Anggota Geng Motor di Medan: Berawal dari Tongkrongan, Hingga Aksi Anarki


cerita anggota geng motor di medan berawal dari tongkrongan hingga aksi anarki
Medan, MISTAR.ID
Beberapa tahun terakhir masyarakat Kota Medan sangat diresahkan oleh keberadaan geng motor (gemot). Aksi anarki dan kericuhan hingga kriminal yang dilakukan mereka telah membuat sejumlah korban berjatuhan.
HW (17), seorang pelajar salah satu sekolah tingkat atas sekaligus anggota geng motor yang berhasil ditemui Mistar.id, membeberkan apa yang sebenarnya menjadi pemicu, hingga mereka nekat bertindak brutal bahkan kriminal.
Menurut HW, awalnya dia tidak punya niat untuk menjadi salah satu anggota geng motor. Dia hanya bergabung bersama rekan-rekannya di tempat mereka biasa nongkrong.
“Sebenarnya gak pernah ada niatan untuk gabung dalam suatu komunitas atau tongkrongan. Awalnya saya kelas 1 SMA, di sekolah saya itu ada namanya tongkrongan ya seperti perkumpulan,” bebernya saat ditemui di lokasi tongkrongan mereka di Kecamatan Petisah Timur, Selasa (12/11/24) siang.
Saat itu, menurut HW, dia hanya bergabung sekadar duduk-duduk saja bersama teman-temannya itu. “Tapi setelah nyaman, saya tergabung pada tongkrongan yang saya cintai ini,” lanjutnya.
Baca Juga : Tim Gabungan Amankan 8 Anggota Geng Motor Budi Utomo Area
Dari situ, ketika terjadi salah paham antar anggota mereka dengan pelajar dari sekolah lain, akan selalu berujung dengan kericuhan. Ia pun mulai terjerumus dengan kericuhan yang dipicu perselisihan gengsi atau harga diri mengatasnamakan tempat tongkrongan.
“Kalau kita sudah nyaman sama ruang lingkup saat ini, gak mungkin saya bisa diam ketika nama baik tongkrongan saya diejek, atau kawan saya dipukul dengan sengaja tanpa sebab. Akhirnya pasti timbul kericuhan,” sambungnya.
HW merasa bahwa tongkrongan menjadi jembatan para remaja sekolah untuk menjalin silaturahmi dan menikmati masa muda. Menurutnya, di awal kebiasaan berkumpul itu, tidak pernah terbesit niat untuk membuat onar.
“Cuma, risiko kita berteman, apalagi dalam kelompok, sudah pasti ada perselisihan,” lanjutnya.
Perselisihan inilah yang acapkali menjadi awal mula kericuhan bahkan kadang hingga mengakibatkan jatuhnya korban. “Ketika kita berhasil menang dalam sebuah perkelahian, kita dilirik para pelaku kriminal, sehingga banyak yang tergoda dengan iming-iming pengakuan kalau kita itu keras dan hebat, padahal validasinya bukan dari situ harusnya,” aku HW.