17 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Antropolog Unimed: Tren Perceraian di Medan Terus Meningkat

Medan, MISTAR.ID

Dosen Antropologi dari Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Rosramadhana mengungkapkan, angka perceraian di Medan terus meningkat setiap tahun. Dalam wawancara eksklusif, Rosramadhana menjelaskan bahwa Medan pernah disebut sebagai “kota janda” akibat tingginya angka perceraian.

Menurut data yang diakses melalui internet, setiap tahun angka perceraian di Medan mencapai tingkat yang signifikan. Rosramadhana menyoroti beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab, termasuk perubahan pola pikir perempuan terkait perceraian.

“Dulu, label “janda” dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Namun sekarang banyak perempuan yang melihat perceraian sebagai solusi dari kehidupan rumah tangga yang tidak bahagia. Peningkatan kesadaran melalui media sosial juga menjadi faktor yang memicu pergeseran pola pikir ini,” ujar Rosramadhana, Selasa (23/1/24).

Peningkatan angka perceraian di Medan juga disertai dengan lonjakan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Rosramadhana melihat adanya keterkaitan antara dua fenomena ini, di mana ketidakbahagiaan dalam perkawinan dapat berujung pada tindakan kekerasan.

Baca juga: 1.159 Kasus Perceraian di Simalungun, Terbanyak karena Pertengkaran

“Saya sering melakukan penelitian, dan pola pikir perempuan semakin maju. Mereka tidak lagi bersedia menahan diri dalam hubungan yang tidak sehat. Beberapa perempuan merasa lebih baik mencari kebahagiaan sendiri daripada tinggal dalam rumah tangga yang tidak memberikan kepuasan,” tambahnya.

Dalam menghadapi tren ini, Rosramadhana menekankan pentingnya pendekatan holistik, termasuk penguatan nilai-nilai keagamaan dan sosial-budaya. Ia juga mengusulkan program edukasi yang difokuskan pada penguatan hubungan pasangan dalam beberapa tahun pertama pernikahan.

“Perlu ada upaya bersama dari tingkat desa, hingga kota untuk memberikan edukasi yang tepat, sehingga pasangan bisa mengatasi tantangan rumah tangga dengan lebih baik. Faktor agama, nilai-nilai budaya, dan pendidikan menjadi kunci dalam menjaga keutuhan keluarga,” paparnya.

Related Articles

Latest Articles