“Cocok nggak keinginan kita tadi dengan kemampuan diri kita agar pendidikan kita berjalan lancar. Kalau kira-kira fisik kita nggak terlalu kuat, ya pilih yang lain. Kita punya banyak pilihan, ada 21 program studi. Nggak semua butuh fisik seperti itu,” jelasnya.
Menurutnya, bukan maksud ada tujuan lain, melainkan mampu memiliki pertimbangan sebelum ambil tindakan.
“Saya bukan maksud mengecilkan, tapi kan bisa pilih kulit yang nggak pakai jaga malam. Pilih Gizi Klinik, Psikiatri. Tapi kalau Anestesiologi seperti yang kasus di Undip, bedah, kebidanan, penyakit dalam, anak, itu memang butuh fisik dan mental yang prima,” sebutnya.
Baca juga : Di Sumut, Hampir 100 Persen Terbentuk Satgas Khusus Cegah Perundungan di Sekolah
Prof Aldy menyebut simpatinya terhadap apa yang terjadi dengan PPDS Undip. Namun, dia juga berharap masyarakat Indonesia ini bisa melihat hal ini secara berimbang.
“Saya titip pesan juga buat yang mau ambil spesialis, di tengah jalan kira-kira fisik nggak mampu, ya sudah pindah saja, mengundurkan diri. Pindah cari Prodi spesialis yang lain. Kan kita nggak harus memaksakan dia di satu tempat yang berakibat membahayakan diri kita sendiri. Banyak pilihan, bukan satu-satunya itu pendidikan spesialis kita,” tandasnya. (susan/hm18)
