11.6 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Wanita Pendemo-Polisi Bentrok di Meksiko, Puluhan Terluka

Mexico City, MISTAR.ID

Peringatan Hari Perempuan Internasional di Meksiko berujung rusuh. Sejumlah wanita yang terlibat dalam peringatan tersebut bentrok dengan polisi di depan barikade yang mengelilingi Istana Nasional Mexico City dan mengakibatkan puluhan perempuan terluka.

Petugas keamanan menembakkan semprotan merica setelah pengunjuk rasa berusaha merobohkan dinding logam. Pemerintah Mexico City mengklaim “dengan tegas menolak” menggunakan jenis gas apa pun terhadap pengunjuk rasa. “Enam puluh dua petugas dan 19 warga sipil terluka dalam insiden tersebut,” kata Marcela Figueroa, seorang pejabat badan polisi kota melansir media pada Selasa (9/3/21).

Presiden Meksiko, Andrés Manuel Lopez Obrador, memasang dinding logam pengaman di sekitar Istana Nasional sebelum protes 8 Maret. Juru bicara pemerintah menyebut barikade itu sebagai “tembok perdamaian.

Baca juga: Polisi Meksiko Kembali Temukan 19 Mayat Gosong

“Pemerintah mengklaim hanya ingin melindungi properti pemerintah dari vandalisme. Tetapi tembok itu terbukti memprovokasi pengunjuk rasa perempuan. Mereka menyindir Presiden Obrador takut akan gerakan feminis. Padahal sang presiden terkenal karena bepergian dengan keamanan ringan melalui sudut-sudut negara yang dikendalikan oleh kartel narkoba.

Pengunjuk rasa juga menuding pemerintah mengabaikan kekhawatiran akan kekerasan seksual yang merajalela dan kasus femisida yang menewaskan 10 orang setiap hari di negara tersebut. Setidaknya 939 wanita menjadi korban femisida tahun lalu di Meksiko, menurut data resmi yang dilansir Guardian pada Selasa (9/3/21).

“Di mana anda (polisi) saat saya diperkosa,” terdengar seorang wanita berteriak kepada polisi di tengah kekacauan itu. Lopez Obrador memiliki hubungan yang tegang dengan gerakan feminis. Dia dituduh dimanipulasi oleh lawan konservatif dan dipengaruhi oleh ide-ide asing.

“Kami ingin dia melindungi kami dengan cara yang sama seperti dia melindungi gedung-gedung ini,” kata Vania Palacios (19 tahun), yang membawa tanda bertuliskan “Bertarunglah hari ini agar tidak mati besok.”

Baca juga: Kartel Narkoba Meksiko Perang Di Jalan Raya, 6 Tewas

Para pengunjuk rasa menuliskan nama-nama korban femisida di barikade yang dipasang pada Jumat (5/3/21), dan kemudian ditutup dengan bunga. Mereka juga memproyeksikan slogan-slogan di Istana Nasional yang menjadi lambang kekuasaan sejak zaman Aztec. Tulisannya berbunyi “ Femisida Meksiko” dan “aborsi legal sekarang”. Slogan lain menyinggung tuduhan atas Félix Salgado Macedonio.

Kandidat yang mencalonkan diri untuk jabatan di negara bagian Guerrero selatan mendapat dukungan dari Lopez Obrador. “Pemerkosa tidak akan menjadi gubernur,” tulis pengunjuk rasa merujuk pada Macedonio.

Salgado membantah telah melakukan pelecehan seksual terhadap lima wanita dan tidak ada dakwaan yang diajukan terhadapnya. Presiden yang kerap disapa Amlo ini mendapat kecaman dari perempuan di partainya, Morena.

Politisi perempuan dalam kubunya sebelumnya sudah menyerukan agar dia memecat kandidat tersebut. Sementara itu, Salgado menuai kemarahan pada Senin (8/3/21) atas kicauannya yang menyatakan “kekaguman” -nya pada wanita dan memuji perjuangan mereka.
“Presiden ini telah berbohong kepada kami,” kata Teresa Ramírez, seorang pengunjuk rasa yang menempelkan poster gambar Amlo dan Salgado dengan tulisan: “Tidak satupun suara untuk Morena.”

Baca juga: Ngerih..! Kepala Polisi Meksiko Tewas Diberondong Peluru

“Kami pikir dia (presiden) akan mendapat tanggapan, tapi dia hanya mengejek kami, terutama tentang masalah wanita.” Gerakan wanita di Meksiko telah membuktikan adanya duri di pihak Amlo, presiden yang populer dan populis.

Dia mengklaim dirinya sebagai kelompok kiri dan mencap lawannya konservatif. Padahal dia sering mengkhotbahkan moral dan nilai-nilai yang condong konservatif pada masalah sosial. Dalam kebijakannya, Amlo telah memotong dana untuk tempat penitipan anak dan tempat penampungan wanita. Presiden berusia 67 tahun itu mempromosikan keluarga sebagai solusi untuk kesulitan pandemi, bahkan saat kekerasan dalam rumah tangga meningkat.

Pada Senin (8/3/21), dia mengklaim protes oleh kelompok wanita belum pernah terjadi sebelumnya sampai dia menjabat. Klam ini dinilai salah oleh para feminis. “(Negara) Kami memiliki pepatah dalam bahasa Spanyol ketika kamu diam, kamu terlihat lebih cantik. Dan dia (Presiden) tampaknya menyetujui pepatah itu,” kata Maricruz Ocampo, seorang aktivis di kota Querétaro.

Baca juga: Miris! Tujuh Jurnalis Dibunuh di Meksiko

“Kami feminis telah memutuskan bahwa kami tidak terlihat lebih baik saat kami diam, karena saat kami diam tidak ada yang melihat kami dan tidak ada yang mendengarkan kami.” Menurut Ocampo, banyak wanita sebenarnya telah mengungkapkan harapan untuk pemerintahan Amlo.

Dia mempromosikan wanita dengan simpati feminis dalam posisi-posisi kunci pemerintahan. Almo juga menunjuk kabinet yang terbilang seimbang menurut gender. Tapi dia tidak bertindak dalam isu-isu seperti aborsi. Sementara sekutunya di tingkat negara bagian, termasuk partai yang didirikan oleh evangelis, juga lebih memilih untuk tidak mengangkat isu-isu sosial yang sensitif. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles