Kabul, MISTAR.ID
Sejak 2 tahun lalu kembali berkuasa di Afghanistan, pemimpin Taliban telah melakukan dengan para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) di Qatar untuk pertama kalinya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Afghanistan, Abdul Qahar Balkhi menyampaikan, kedua belah pihak membicarakan langkah-langkah membangun kepercayaan selama pembicaraan 2 hari tersebut.
“Dibahas juga pencabutan sanksi dan larangan perjalanan serta pengembalian aset bank sentral Afghanistan yang disimpan di luar negeri,” ujar Balkhi, pada Selasa (1/8/23).
Baca juga: Dianggap Membawa Kesesatan, Taliban Bakar Alat Musik di Afghanistan
Dijelaskan, kedua delegasi juga membicarakan pemberantasan narkotika dan isu-isu Hak Asasi Manusia (HAM).
Pasca kembali berkuasa, belum ada negara yang secara resmi mengakui Taliban. Kelompok ini mengambil alih kekuasaan pada bulan Agustus 2021 lalu, saat pemerintah Afghanistan yang didukung Barat runtuh. Ini setelah penarikan pasukan AS dari negara itu setelah 20 tahun berkonflik.
Taliban telah menghadapi kecaman internasional, termasuk sejumlah negara mayoritas Islam. Karena menerapkan pembatasan bagi pendidikan perempuan.
Baca juga: Larangan Salon Kecantikan Taliban, Tiga Wanita Afghanistan Berduka
Saat ini negara itu juga sedang bergulat dengan krisis kemanusiaan. Dimana tahun lalu hampir sebagian dari penduduknya menerima bantuan dari Program Pangan Dunia (WFP). (mi/hm16)
