15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Ribuan Warga Demo Trump Saat Penghitungan Suara

Washington, MISTAR.ID

Ribuan warga Amerika Serikat turun ke jalan melakukan unjuk rasa menentang Donald Trump di Black Lives Matter Plaza yang hanya berjarak satu blok dari Gedung Putih. Pedemo menggelar aksi memprotes Presiden Trum pada Selasa (3/11/20) malam bersamaan dengan proses penghitungan suara pemilu AS 2020.

Sementara ratusan massa lainnya berkumpul di bagian-bagian pusat ibu kota WAshington DC dengan memblokir lalu lintas dan menyalakan kembang api. Protes serupa juga terjadi di Seattle hingga New York City.

Kendati demikian, sejauh ini tidak ada tanda-tanda kekerasan serius atau kerusuhan di seluruh AS. Aksi tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup dengan hasil yang masih belum diketahui.

Baca juga: Trump Klaim Dini Menangkan Pilpres AS

Demonstrasi di Washington sebagian besar berlangsung damai. Orang-orang meneriakkan “Jalan siapa? Jalanan kita!” dan “Jika kita tidak mendapatkan keadilan, mereka tidak akan mendapatkan kedamaian!”.

Dilansir media, sekelompok remaja menari di jalan saat massa bersorak. Spanduk besar, termasuk yang bertuliskan “Trump selalu berbohong” pun dibentangkan. Pada satu titik, para demonstran menikam ban mobil yang diparkir. Selain itu, ratusan orang juga berbaris dalam demonstrasi anti-Trump di Portland, Oregon, dan Seattle. Beberapa orang dilaporkan ditangkap dalam aksi tersebut.

Polisi mengatakan telah menangkap beberapa orang pendemo, termasuk seseorang yang menebar paku di jalan dan satu orang lainnya yang melewati barikade dan masuk ke jalur sepeda polisi. Sejauh ini, tidak ada yang terluka. “Seperti inilah demokrasi itu,” teriak massa di Portland.

Baca juga: Pengumuman Hasil Pilpres AS Tak Punya Tenggat Waktu, 9 Negara Bagian jadi Penentu

Penyelenggara demonstrasi mengatakan demonstrasi berjalan damai. Terlepas dari hasil pilpres, mereka akan terus memprotes untuk mendukung keadilan rasial. Kantor Sheriff mengatakan beberapa demonstran secara terbuka membawa senjata.

Gubernur Oregon, Kate Brown telah menginstruksikan Pengawal Nasional untuk bersiaga, karena Portland telah menyaksikan aksi protes hampir setiap malam sejak kematian George Floyd di tangan petugas polisi Minneapolis pada Mei.

Wali Kota Portland, Ted Wheeler mencuit di Twitter bahwa “tidak akan ada toleransi untuk kekerasan, intimidasi, atau penghancuran kriminal dan orang harus aman saat menggunakan suara mereka untuk mendukung perspektif mereka”.

Ratusan bisnis di kota-kota di seluruh AS menutup pintu dan jendela mereka menjelang pilpres. Mereka khawatir pemungutan suara dapat menyebabkan jenis kekerasan yang sempat pecah saat kematian Floyd.

Beberapa orang ingin membuat kekacauan dan masalah,” kata Wali Kota Washington, Muriel Bowser pada hari sebelumnya. Dia berkata bahwa dia belum pernah melihat begitu banyak bisnis yang ditutup. “Itu semua membuat saya sedih,” ujarnya. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles