15.9 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Rekor Tertinggi, Kematian Covid-19 di India 4.329 Sehari

New Delhi, MISTAR.ID

Infeksi Covid-19 di India masih terus melambung ketika negara itu menembus angka infeksi hingga 25 juta kasus pada Selasa (18/5/21). Tak hanya itu, angka kematian pun kini mencapai rekor tertinggi dengan jumlah 4.329 kematian sehari.

Angka keseluruhan kasus 25 juta itu didapat setelah Kementerian Kesehatan India melaporkan 263.533 kasus dalam 24 jam belakangan. Dengan penambahan itu, total kasus Covid-19 di India mencapai 25,23 juta.

Sementara itu, angka kematian harian akibat Covid-19 di India menembus rekor, yaitu mencapai 4.329. Tak hanya menembus rekor di India, angka kematian harian ini juga termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Di atas India, hanya ada Amerika Serikat dengan laporan kasus kematian 5.444 warga akibat Covid-19 pada 12 Februari lalu.

Baca juga: Varian Covid B1617 Asal India Menyebar ke Seluruh Dunia

Tiga sumber pemerintah India mengatakan bahwa lonjakan kasus yang terus terjadi membuat negara itu tak mungkin melanjutkan ekspor vaksin hingga Oktober. Penghentian ekspor itu membuat negara-negara seperti Bangladesh, Nepal, Sri Lanka, dan sebagian besar wilayah di Afrika berebut untuk mendapat pasokan vaksin alternatif.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun meminta para produsen vaksin di luar India untuk meningkatkan pasokan vaksin ke program Covax global pada Senin (17/5/21). Beberapa sumber menyatakan bahwa upaya vaksinasi di India akan diprioritaskan karena kasus menembus angka 25 juta dan kematian terus bertambah, bahkan mencapai rekor tertinggi.

“Kami tidak harus menyampaikan secara resmi ke semua negara karena kami tidak wajib melakukannya,” kata salah satu sumber pemerintah India, seperti dikutip media. “Itu dibahas secara internal dan beberapa negara diminta untuk tidak mengharapkan komitmen ekspor mengingat situasi India saat ini.”

Dua sumber lainnya mengatakan waktu yang tepat untuk melanjutkan ekspor dapat berubah, tergantung seberapa cepat India mampu mengendalikan gelombang kedua pandemi ini. Juru bicara aliansi vaksinasi GAVI mengatakan bahwa fokus saat ini adalah memasok vaksin ke India.

“Saat India menghadapi gelombang pandemi yang benar-benar mengerikan. Produksi vaksin India, termasuk 140 juta dosis vaksin yang awalnya ditujukan untuk Covax, akan dipakai untuk warganya sendiri,” katanya melalui email. “Kami menawarkan dukungan penuh kepada pemerintah India dalam upaya mereka untuk mengendalikan virus dan siap membantu dengan cara apa pun yang kami bisa.”

Baca juga: Jumlah Kematian Pasien Covid-19 di India Capai 254 Ribu Orang

Diselidiki, Ratusan Jenazah Terkubur Di Tepi Sungai Gangga

Polisi menghubungi penduduk desa di India utara untuk menyelidiki temuan ratusan jenazah yang terkubur di kuburan pasir dangkal atau terdampar di tepi Sungai Gangga. Temuan tersebut memicu spekulasi di media sosial bahwa mereka adalah jasad-jasad korban Covid-19.

Dilansir media, Selasa (18/5/21) polisi menggunakan pengeras suara dengan mikrofon dalam jip dan perahu dan berkeliling desa. Mereka meminta warga untuk tidak membuang mayat di sungai. “Kami di sini untuk membantu Anda melakukan ritual terakhir,” kata polisi.

Sebelumnya, pada 14 Mei 2021, hujan menyingkap kain penutup jenazah yang terkubur seadanya dalam pasir dangkal di tepi sungai datar yang luas di Prayagraj, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh, India.

Namun, para pejabat mengatakan bahwa penguburan di tepi sungai telah terjadi selama beberapa dekade, Tetapi dengan banyaknya jasad yang tersingkap akhir pekan lalu, ditambah bayang-bayang pandemi, memunculkan kekhawatiran tentang praktik tersebut.

Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah negara bagian, membantah laporan media lokal yang menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 jenazah korban Covid-19 telah ditemukan dari sungai dalam dua pekan terakhir. “Saya yakin jasad-jasad ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19,” katanya.

Dikatakannya juga bahwa beberapa penduduk desa tidak mengkremasi jenazah seperti adat. Hal itu dikarenakan biaya tradisi Hindu selama beberapa periode, yang secara religius penting dilakukan. Sebagai gantinya, warga menempatkan jenazah ke sungai atau dengan menggali kuburan di tepi sungai.

Ramesh Kumar Singh, anggota Bondhu Mahal Samiti, sebuah organisasi filantropi yang membantu mengkremasi jenazah, menyebut ada jumlah kematian yang sangat tinggi di daerah pedesaan.

Baca juga: Pesantren Dan Mesjid di India Jadi Pusat Perawatan Darurat Covid-19

Diketahui, warga dengan kondisi ekonomi yang kekurangan telah membuang jenazah di sungai karena mahalnya biaya pelaksanaan upacara terakhir dan kekurangan kayu. Biaya kremasi di India meningkat tiga kali lipat menjadi 15.000 rupee (US$ 210).

Pada Sabtu (15/5/21), seorang jurnalis foto media memperkirakan setidaknya ada 300 kuburan di lahan pasir yang luas dan dangkal di tepi sungai dekat Prayagraj. Setiap kuburan ditutupi oleh kain jingga, kuning atau kemerahan dengan arah yang sama.

Beberapa polisi berada di tempat kejadian, tetapi mereka tetap mengizinkan sebuah keluarga yang datang dengan truk kecil untuk menguburkan seorang perempuan berusia 75 tahun di lokasi tersebut.

KP Singh, seorang perwira polisi senior, mengatakan pihak berwenang telah mengalokasikan tempat kremasi di tepi sungai Prayagraj bagi mereka yang meninggal karena Covid-19, dan polisi tidak lagi mengizinkan penguburan di tepi sungai.

Baca juga: Orang India Minum Urin Sapi Demi Tangkal Covid-19

Pihak berwenang di negara bagian Sehgal telah menemukan “sejumlah kecil” jasad di tepi sungai, katanya, tetapi tidak memberikan angka. Namun, pada Minggu (16/5), seorang umat Buddha berusia 30 tahun datang ke tepi sungai yang sama di Prayagraj bersama anggota keluarga lainnya dan menguburkan ibunya, yang katanya meninggal karena serangan jantung.

“Dia tidak terinfeksi Covid-19,” kata Vijay Kumar kepada mediamenambahkan bahwa agamanya mengizinkan kremasi dan penguburan. “tetapi saya memilih penguburan,” terangnya. (cnn/liputan6/hm09)

Related Articles

Latest Articles