8.9 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Raja Salman Terlibat dalam Program Energi Nuklir

Riyadh, MISTAR.ID

Raja Salman bin Abdulaziz mengambil langkah untuk mengembangkan program energi nuklir, Selasa (27/9/23). Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya Riyadh untuk memperkuat peran internasionalnya.

Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman Al Saud membenarkan kabar tersebut. Dijelaskannya, Negara Arab Saudi akan mengadopsi prosedur pengamanan dan pemeriksaan yang lebih ketat dalam program nuklir.

Langkah ini melibatkan konsultasi dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang merupakan badan pengawas nuklir PBB.

“Kerajaan baru-baru ini memutuskan untuk mengakhiri Small Quantities Protocol (SQP) dan beralih ke Comprehensive Safeguards Agreement (CFA) yang mencakup semua aspek,” kata Abdulaziz Al Saud, Rabu (27/9/2023).

Perlu dicatat bahwa SQP adalah perjanjian nonproliferasi nuklir yang merupakan perjanjian hukum antara negara-negara dengan IAEA, meskipun negara tersebut tidak memiliki bahan nuklir atau fasilitas nuklir.

Baca juga: Israel dan Arab Saudi Terancam Batal Berbaikan

Sementara CFA adalah perjanjian pengamanan komprehensif yang memberikan IAEA hak dan kewajiban untuk memastikan pengamanan semua bahan nuklir di wilayah, yurisdiksi, atau kendali suatu negara tidak akan disalahgunakan atau dialihkan menjadi senjata nuklir atau bahan peledak lainnya.

Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, menyatakan kesiapannya untuk membantu Arab Saudi dalam pengembangan kemampuan nuklir mereka sebagai sumber energi dan menunggu komunikasi resmi dari negara tersebut.

Namun, pernyataan Pangeran Abdulaziz tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar, terutama karena Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) sebelumnya pernah mengatakan jika Iran mengembangkan senjata nuklir, Arab Saudi juga akan melakukannya.

Related Articles

Latest Articles