19.2 C
New York
Saturday, June 29, 2024

Profil Muhammad Mokhber Calon Presiden Interim Iran

Dubai, MISTAR.ID

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, yang digadang-gadang sebagai calon pengganti Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, tewas dalam kecelakaan helikopter di daerah pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan, Minggu (19/5/24).

Puing-puing helikopter yang membawa Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan enam penumpang dan kru lainnya ditemukan Senin pagi setelah pencarian semalaman dalam kondisi badai salju.

Berdasarkan konstitusi Iran, jika presiden berhalangan tetap, maka jabatan tersebut akan diisi Wakil Presiden Mohammad Mokhber (68) yang bertindak sebagai Presiden Interim.

Baca juga: Presiden Iran Meninggal, Kepemimpinan akan Digantikan Wakilnya

Mokhber akan menjadi wakil presiden pertama Iran yang menjadi presiden interim menyusul kematian Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter.

Sebagai presiden interim, Mokhber merupakan bagian dari sebuah dewan berisi tiga orang, bersama ketua parlemen dan kepala yudisial, yang akan mengatur pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari setelah kematian presiden.

Lahir pada 1 September 1955, Mokhber, seperti Raisi, dianggap dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, yang menjadi penentu dalam semua urusan negara. Mokhber menjadi wakil presiden pertama pada tahun 2021 ketika Raisi terpilih sebagai presiden.

Mokhber merupakan bagian dari tim pejabat Iran yang mengunjungi Moskow pada bulan Oktober dan setuju untuk memasok rudal permukaan-ke-permukaan dan lebih banyak drone ke militer Rusia, seperti yang dilaporkan oleh sumber kepada Reuters pada waktu itu.

Tim tersebut juga termasuk dua pejabat senior dari Garda Revolusioner Iran dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Mokhber sebelumnya menjabat sebagai kepala Setad, sebuah dana investasi yang terkait dengan pemimpin tertinggi.

Pada tahun 2010, Uni Eropa mencantumkan Mokhber dalam daftar individu dan entitas yang diberi sanksi karena diduga terlibat dalam “aktivitas nuklir atau rudal balistik”. Dua tahun kemudian, ia dihapus dari daftar tersebut.

Baca juga: Puing-puing Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Ditemukan, Tidak Tanda Kehidupan

Pada tahun 2013, Departemen Keuangan AS menambahkan Setad dan 37 perusahaan yang diawasi ke dalam daftar entitas yang diberi sanksi.

Setad, yang nama lengkapnya adalah Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam, atau Markas Pelaksanaan Perintah Imam, didirikan berdasarkan perintah yang dikeluarkan oleh pendiri Republik Islam, pendahulu Khamenei, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Perintah itu memerintahkan ajudan untuk menjual dan mengelola properti yang diduga ditinggalkan dalam tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam tahun 1979 dan mengalirkan sebagian besar hasilnya ke amal. (mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles