16.4 C
New York
Friday, May 10, 2024

PM Israel Diadili Akibat Dugaan Korupsi Jelang Pemilu

Tel Aviv, MISTAR.ID

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kini menghadapi tuduhan serius dalam sidang dugaan korupsi yang digelar pada Senin (8/2/21). PM Netanyahu secara resmi menghadapi tuduhan terhadapnya setelah persidangannya memasuki fase intensif 6 pekan sebelum dia menghadapi pemilihan ulang.

Melansir media, Netanyahu tahun lalu dituduh melakukan korupsi, menerima hadiah yang tidak pantas dan meloloskan bantuan untuk tokoh media dengan imbalan liputan yang positif. Pemimpin yang telah berusia 71 tahun itu mengecam tuduhan terhadapnya sebagai sesuatu yang dibuat-buat.

Sidang tuduhan terhadap Netanyahu kerap ditunda beberapa kali karena aturan pembatasan di tengah pandemi virus corona. Jadwal persidangan terhadapnya kini dapat memaksa Netanyahu untuk hadir di pengadilan beberapa kali dalam sepekan, ketika dia tengah berkampanye jelang pemilihan keempat Israel dalam waktu kurang dari 2 tahun yang akan digelar pada 23 Maret.

Baca juga: Lagi, PM Israel Dituntut Mundur Ribuan Pendemo

Ketika Netanyahu terakhir kali muncul di pengadilan sembilan bulan lalu, dia baru saja mendapatkan kemenangan politik. Dia membentuk pemerintahan koalisi dengan saingan pemilihannya Benny Gantz, menyusul tiga suara yang tidak meyakinkan.

Tetapi koalisi yang penuh kekuatan itu terbukti berumur pendek dan runtuh pada bulan Desember, dengan Gantz melabel Netanyahu sebagai orang yang tidak jujur. Tidak jelas apakah kejadian itu akan merusak peluang pemilihan ulang Netanyahu pada bulan Maret.

Sementara itu, ketua parlemen Israel dan loyalis Netanyahu, Yariv Levin bersikeras bahwa pengadilan harus “menunda” fase persidangan yang akan datang. Dia juga menambahkan bahwa sekarang akan membantu campur tangan secara nyata dalam pemilihan, seperti dikutip media sayap kanan Israel Hayom, pada Minggu.

Levin menuduh bahwa tidak adil bagi jaksa penuntut untuk mempresentasikan kasus sang PM selama kampanye pemilihan, sementara bantahan pembela dijadwalkan setelah hari pemilihan. Beberapa jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa Likud, partai sayap kanan Netanyahu tetap menjadi partai terkuat dengan selisih yang nyaman.

Akan tetapi masih jauh dari kepastian bahwa dia akan dapat membentuk mayoritas 61 kursi dengan sekutu konservatif dan religiusnya. Untuk pertama kalinya dalam karier politiknya, Netanyahu juga menghadapi tantangan dari seorang pembelot Likud terkemuka: Gideon Saar, yang memutuskan hubungan dengannya untuk membentuk partai Harapan Baru miliknya sendiri.

Baca juga: Ribuan Orang Israel Langgar Lockdown Saat Pemakaman Pemuka Yahudi

Tuduhan terhadap Netanyahu dibagi menjadi tiga kasus terpisah. Yang paling serius dikenal sebagai Kasus 4.000, di mana perdana menteri dituduh melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Pelanggaran kepercayaan itu berpusat pada tuduhan bahwa dia bernegosiasi dengan Shaul Elovitch dari raksasa telekomunikasi Bezeq.

PM Netanyahu diduga membantu kebijakan yang menguntungkan Bezeq dengan imbalan liputan positif terhadap citranya di media. Kasus lainnya atau disebut kasus 2.000 menyangkut tuduhan terhadap Netanyahu yang mencari kesepakatan dengan pemilik surat kabar Yediot Aharonot yang memberinya liputan yang lebih menguntungkan.

Dan terakhir, kasus 1.000 melibatkan tuduhan terhadap Netanyahu dan keluarganya yang telah menerima hadiah, termasuk cerutu mewah, sampanye, dan perhiasan yang diperkirakan bernilai lebih dari 700.000 shekel (atau 213.000 dollar AS setara Rp2,9 miliar), dari orang-orang kaya, dengan imbalan bantuan keuangan.

Namun PM Netanyahu membantah semua tuduhan terhadapnya itu. Protes mingguan terhadapnya telah bergemuruh selama berbulan-bulan, dengan para demonstran berfokus pada tuduhan korupsi. Yang lain memprotes penanganan pandemi oleh pemerintah. Kerumunan pedemo tampak berada di luar ruang sidang pada Senin hari ini ketika iring-iringan mobil Netanyahu tiba. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles