13.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Perempuan Afghanistan Dilarang Piknik ke Taman Hiburan di Kabul

Jakarta, MISTAR.ID

Lagi-lagi Pemerintah interim Afghanistan, Taliban, membuat peraturan ketat kepada perempuan. Kali ini Taliban melarang perempuan piknik di taman-taman hiburan di Kabul pada Rabu (9/11/22).

Juru Bicara Kementerian Penebar Kebajikan Pencegah Kejahatan (MPVPV) mengonfirmasi Taliban melarang perempuan masuk ke taman. Namun, dia tak memberikan rincian lebih lanjut.

MPVPV juga tak memberi keterangan apapun seberapa luas pembatasan yang diterapkan dan dampaknya terhadap peraturan terdahulu, demikian dikutip Reuters.

Sebelumnya, mereka menyatakan harus ada pemisahan antara pengunjung laki-laki dan perempuan di taman. Di hari-hari tertentu, perempuan juga boleh memasuki tempat rekreasi itu.

Baca juga:Ditangkap! Gubernur Perempuan Afghanistan Penentang Taliban

Berdasarkan pantauan Reuters, petugas taman melarang sejumlah perempuan masuk ke taman hiburan di Kabul. Sementara itu, anggota Taliban tampak mengamati situasi sekitar.

Masooma adalah salah satu perempuan yang dilarang masuk. Ia padahal sudah merencanakan untuk menghabiskan hari di taman itu bersama cucunya.

Baca juga :Taliban Bakal Isi Kabinet Pemerintahan dengan Perempuan

“Saya mendesak mereka, tetapi mereka tidak mengizinkan kami masuk ke dalam taman, dan sekarang kami kembali ke rumah,” kata dia.

Lebih lanjut, Masooma mengatakan seharusnya petugas mengizinkan perempuan dan yang membawa anak kecil masuk ke taman. Anak-anak, kata dia, perlu waktu untuk bermain dan hiburan.

Dua petugas taman mengaku diminta pejabat Taliban untuk tak mengizinkan perempuan memasuki taman.

Sejak mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021 lalu, Taliban menerapkan sejumlah aturan ketat terhadap perempuan.

Baca juga :Kepala HAM PBB Volker Turk Kecam ‘Penolakan’ Hak-hak Perempuan

Beberapa di antaranya perempuan tak boleh meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki, harus menutupi wajah mereka, tak boleh berolahraga di ruang publik, dan di beberapa wilayah perempuan tak boleh bekerja di ruang publik.

Komunitas internasional, terutama Barat, menekan agar Taliban tak perlu menerapkan aturan ultrakonservatif sehingga setiap orang bisa mendapat hak sama.

Namun, Taliban berulang kali mengklaim menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi mereka terhadap hukum Islam. (cnn/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles