10.1 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Perang Saudara Terancam Pecah di Ethiopia

Tigray, MISTAR.ID
Konflik bersenjata di Tigray daerah pegunungan di Ethiopia bagian utara telah memasuki minggu kedua, dan sampai hari ini belum ada tanda-tanda pasukan dari kubu Barisan Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) dan tentara Ethiopia meletakkan senjata.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan berbagai lembaga kemanusiaan dunia memperingatkan kejahatan perang berpotensi terjadi dalam konflik bersenjata itu, khususnya setelah Amnesty International pada 12 November 2020 mengonfirmasi laporan ratusan orang tewas tertusuk di Mai-Kadra, bagian barat daya Tigray pada tiga hari sebelumnya.

Crisis Evidence Lab, badan yang berada di bawah naungan Amnesty International, telah memeriksa dan memverifikasi sejumlah foto dan video yang menunjukkan jasad manusia tersebar di jalanan kota atau berada di atas tandu.

Baca Juga:Uni Eropa Tak Bisa Terima Konflik Azerbaijan-Armenia

“Foto-foto itu baru dan hasil pelacakan citra satelit, gambar itu berasal dari Mai-Kadra, bagian barat negara bagian Tigray (14.071008, 36.564681),” tulis Amnesty lewat laman resminya.

Organisasi kemanusiaan itu menambahkan sejumlah saksi menyebut sebagian besar jasad dapat ditemukan di pusat kota Mai-Kadra, dekat gedung Commercial Bank of Ethiopia, serta di sepanjang jalan menuju Kota Humera.

Amnesty International belum dapat menyimpulkan pelaku di balik pembunuhan massal tersebut. Terkait dengan itu, kantor Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mendesak adanya penyelidikan yang independen dan akuntabel terhadap laporan tersebut.

Baca Juga:Pengamat Ingatkan Konflik Interst “Cukong-Paslon” dalam Pilkada

“Jika pelakunya merupakan kubu yang terlibat dalam konflik, maka tewasnya warga sipil (di Tigray, red) dapat berujung pada kejahatan perang. Namun, prioritas pertama saat ini adalah menghentikan pertempuran dan mencegah adanya kejahatan lebih lanjut,” kata Komisioner Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet.

Komisi HAM Ethiopia mengatakan, mereka telah memulai penyelidikan terhadap laporan Amnesty International dan mengerahkan tim penyelidik ke Mai-Kadra.

Tim penyelidik akan mendalami kemungkinan pembunuhan tersebut didorong oleh alasan etnis, kata pihak komisi lewat pernyataan tertulisnya sebagaimana dikutip dari Reuters.

Baca Juga:Armenia dan Azerbaijan Sepakat Hentikan Perang

Pertempuran di Tigray bermula pada 4 November 2020 saat pemerintah mengerahkan pasukan ke daerah, tersebut setelah ada serangan terhadap markas militer yang diduga dilakukan oleh TPLF.

Perdana Menteri Abiy Ahmed menuding TPLF mencoba mencuri senjata dan alat pertahanan lainnya dari markas militer di Tigray. Tidak lama setelah laporan itu disampaikan kantor perdana menteri, PM Abiy pun memerintahkan Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (EDF) untuk mengamankan kerusuhan di Tigray.(ant/hm10)

Related Articles

Latest Articles