Thursday, January 30, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

Pejuang M23 Hadapi Tentara dan Pro-Milisi Pemerintah di Kongo

journalist-avatar-top
By
Tuesday, January 28, 2025 21:21
87
pejuang_m23_hadapi_tentara_dan_promilisi_pemerintah_di_kongo

Para pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan polisi anti huru hara di depan Kedutaan Besar Prancis di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo 28 Januari 2025. (f:reuters/mistar)

Indocafe

Goma, MISTAR.ID

Pejuang M23 yang didukung Rwanda menghadapi tentara dan pro-milisi pemerintah di jalanan Goma kota terbesar di Kongo.

Terdengar suara tembakan dan rumah sakit kewalahan di kota terbesar di Kongo timur, Goma, pada Selasa (28/1/25). Demikian dilansir media reuters.

Peristiwa itu terjadi sehari setelah pejuang M23 memasuki kota tepi danau itu, para pengunjuk rasa di ibu kota menyerang kompleks Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Bahkan kedutaan besar termasuk di Rwanda, Perancis dan Amerika Serikat, mengungkapkan kemarahan mereka atas apa yang mereka katakan sebagai campur tangan asing.

Pejuang M23 memasuki Goma, pada Senin (27/1/25), dalam eskalasi terburuk sejak tahun 2012 dalam konflik tiga dekade yang berakar pada dampak panjang genosida di Rwanda dan perjuangan untuk menguasai sumber daya mineral Kongo yang melimpah.

Goma adalah pusat utama bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran di tempat lain di Kongo timur dan kelompok bantuan yang berupaya membantu mereka.

Kini pertempuran tersebut telah menyebabkan ribuan orang keluar dari kota tersebut, beberapa di antaranya baru-baru ini mencari perlindungan di sana dari serangan M23 sejak awal tahun ini.

Pemerintah Republik Demokratik Kongo dan kepala penjaga perdamaian PBB mengatakan pasukan Rwanda hadir di Goma, mendukung sekutu M23 mereka. Rwanda mengatakan mereka membela diri melawan milisi Kongo.

Penduduk Goma dan sumber-sumber PBB mengatakan puluhan tentara telah menyerah, namun beberapa tentara dan milisi pro-pemerintah bertahan. Orang-orang di beberapa lingkungan melaporkan adanya tembakan senjata ringan dan beberapa ledakan keras.

“Saya mendengar suara tembakan dari tengah malam hingga sekarang berasal dari dekat bandara,” kata seorang wanita lanjut usia di lingkungan Majengo di utara Goma, dekat bandara kepada Reuters melalui telepon.

Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB (OCHA), mengatakan pada sebuah pengarahan di Jenewa bahwa rekan-rekannya melaporkan, tembakan senjata ringan dan mortir di seluruh kota dan banyak mayat di jalan-jalan.

“Kami mendapat laporan mengenai pemerkosaan yang dilakukan oleh para pejuang, penjarahan properti dan fasilitas kesehatan kemanusiaan yang diserang,” tambahnya.

Pejabat bantuan internasional lainnya menggambarkan rumah sakit kewalahan menangani korban luka yang dirawat di lorong-lorong rumah sakit.

“Kota ini seperti tong mesiu,” kata Willy Ngumbi, seorang uskup di Goma.

Bahan peledak menghantam sebuah rumah tempat para pastor menginap dan bangsal bersalin sebuah rumah sakit Katolik pada hari Senin, katanya melalui telepon. “Para pemuda bersenjata dan pertempuran kini terjadi di kota,” ujarnya.

Francois Moreillon, Kepala Komite Internasional Palang Merah di Kongo, mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah gudang obat telah dijarah, dan dia prihatin dengan laboratorium yang menampung kuman berbahaya termasuk ebola.

“Jika bangunan tersebut terkena peluru yang dapat mempengaruhi integritas struktur, hal ini berpotensi memungkinkan kuman untuk keluar, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar di luar perbatasan Kongo,” katanya.

Di Kinshasa, 1.600 km (1.000 mil) jauhnya dari Goma, massa yang marah membakar ban, meneriakkan slogan-slogan anti-Rwanda dan menyerang kedutaan beberapa negara yang dianggap mendukung Rwanda, sehingga menyebabkan polisi menembakkan gas air mata.

“Apa yang dilakukan Rwanda adalah dengan keterlibatan Perancis, AS, dan Belgia. Rakyat Kongo sudah muak. Berapa kali kita harus mati?,” kata pengunjuk rasa Joseph Ngoy.

Kedutaan Besar Rwanda, Perancis, AS, Uganda, Kenya, Belanda dan Belgia menjadi sasaran.

Video yang diposting online dan diverifikasi oleh Reuters menunjukkan puluhan orang menjarah kedutaan Kenya, sementara video lain menunjukkan penjarahan telah menyebar ke lokasi lain termasuk supermarket. (*/hm27)

journalist-avatar-bottomRedaktur Ferry Napitupulu

RELATED ARTICLES