20.3 C
New York
Sunday, September 15, 2024

Pasokan Artileri Rusia Diklaim dari Korut

Kyiv, MISTAR.ID

Kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, pada Sabtu (14/9/24) mengungkapkan bahwa peningkatan produksi bom dan tambahan pasokan artileri Rusia berasal dari Korea Utara (Korut).

Budanov menegaskan bahwa bantuan militer dari Korea Utara kepada Rusia menjadi kekhawatiran utama dibandingkan dengan dukungan dari sekutu-sekutu Rusia lainnya.

“Mereka memasok amunisi artileri dalam jumlah besar, yang sangat penting bagi Rusia,” kata Budanov, seperti dilaporkan oleh Reuters, Minggu (15/9/24).

Sebelumnya, Ukraina, Amerika Serikat, dan sejumlah analis independen telah menyatakan bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina dengan mengirimkan rudal dan amunisi. Sebagai imbalannya, Korea Utara mendapatkan bantuan ekonomi dan militer dari Moskow.

Budanov percaya bahwa peningkatan bom berpemandu Rusia dapat menimbulkan masalah besar. Ia juga menyinggung penggunaan rudal Iskander oleh Rusia yang dikatakan digunakan secara masif untuk menyerang Ukraina.

Baca juga: 3 Jurnalis Jadi Korban Serangan Rusia di Hotel Ukraina

Serangan terhadap infrastruktur vital Ukraina tahun ini telah menyebabkan kerusakan besar pada jaringan listrik, memicu pemadaman di seluruh negeri. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, kembali memperbarui permohonan bantuan sistem pertahanan udara dari sekutu-sekutu Ukraina.

Selain itu, Budanov juga memaparkan prediksinya tentang dampak rencana Rusia, yakni krisis perekrutan prajurit pada pertengahan 2026.

“Pada periode ini (musim panas 2025), mereka akan menghadapi dilema: apakah akan mengumumkan mobilisasi atau mengurangi intensitas pertempuran, yang pada akhirnya mungkin sangat krusial bagi mereka,” ungkap Budanov.

Pasukan Ukraina telah berjuang keras selama lebih dari 30 bulan melawan invasi skala penuh Rusia. Ukraina berusaha keras untuk mencegah laju Rusia menuju kota-kota penting di bagian timur dan melancarkan serangan ke wilayah barat Rusia, seperti Kursk. (reuters/hm20)

Related Articles

Latest Articles