Wednesday, April 16, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Pasca Demo Besar-Besaran, Presiden Kenya Cabut RUU Kenaikan Pajak

journalist-avatar-top
Kamis, 27 Juni 2024 22.20
pasca_demo_besar_besaran_presiden_kenya_cabut_ruu_kenaikan_pajak

pasca demo besar besaran presiden kenya cabut ruu kenaikan pajak

news_banner

Nairobi, MISTAR.ID

Demo besar-besaran terjadi di Kenya, pasca parlemen mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan menaikkan pajak di negara itu.

Ini menyebabkan Presiden Kenya, William Ruto mencabut RUU Keuangan tersebut. Pembatalan pengesahan RUU Keuangan diperbuat setelah banyaknya demonstrasi yang dibarengi aksi represif oleh pemerintah.

Sampai Selasa (27/6/24), sebanyak 22 orang meninggal dunia sebab polisi menembaki pendemo.

Baca juga:Kenya Bergejolak, 10 Tewas Ditembaki Polisi Saat Demo Tolak UU Kenaikan Pajak

Ruto mengaku, mendengarkan permintaan warga Kenya perihal RUU tersebut dan tak bakal menyetujuinya.

“Saya tidak akan meneken RUU Keuangan 2024 dan bakal ditarik kembali,” ucap Ruto dalam sebuah konferensi pers, Rabu (26/6/24) seperti dilansir dari NBC News.

Himpitan ekonomi bagi warga Kenya yang miskin sudah melonjak kurun waktu beberapa tahun terakhir. Hanya ketika terjadi inflasi, pemerintah justru berwacana untuk menaikkan pajak atas barang-barang impor, seperti telur dan peralatan Rumah Sakit (RS). Kenaikan pajak dipakai agar menutup defisit negara yang begitu besar.

Baca juga:Kenya Dilanda Banjir, 32 Orang Tewas

Ini tentu sebagai tantangan bagi warga negara Kenya yang berada di bawah garis kemiskinan. Kenaikan pajak juga disebut untuk membagusi perekonomian Kenya saat ini.

Kini utang Kenya mencapai 68 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan lebih tinggi dari 55 persen yang direkomendasikan oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Dilansir, pada Kamis (27/6/24), tahun 2022, utang luar negeri Kenya telah mencapai lebih dari 76 miliar dolar AS atau Rp 1.246 tiliun.

Lewat RUU 2024-2025, pemerintahan Ruto berharap bisa menghimpun tambahan pendapatan hingga 2,7 miliar dolar. (kcm/hm16)

REPORTER: