2.8 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Meski Dibayangi Perang, Umat Katolik di Gaza Siap Gelar Natal

Gaza, MISTAR.ID

Meski di tengah perang yang terus berkecamuk, sebanyak 500 orang umat Katolik yang tinggal di Jalur Gaza sedang bersiap menyambut Hari Raya Natal 2024.

Foto yang beredar melalui di media sosial (medsos), umat Katolik itu terlihat tengah menghiasi pohon Natal di salah satu gereja kudus Katolik yang ada di Gaza.

Selain itu, sekumpulan umat Kristiani juga terlihat sedang memanjatkan doa bersama para pastor dalam menyambut Hari Raya Natal pada 25 Desember mendatang.

Baca juga:Korban Tewas di Gaza Tembus 45 Ribu Orang

Gabriel Romanelli, seorang pastor salah satu gereja Katolik di Gaza, mengatakan bahwa Hari Raya Natal di Gaza tetap harus dirayakan walau para warga dalam keadaan kesulitan.

Perayaan Natal, kata pastor itu,  merupakan bentuk harapan dari seluruh umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk warga Gaza kepada Tuhan Yesus, untuk mendapat berkat dan kemudahan di dalam hidup.

“Di masa-masa sulit ini, kami ingin memberikan tanda harapan, khususnya bagi anak-anak kami. Itulah sebabnya, bersama anak-anak, kami menyiapkan adegan kelahiran Yesus dan pohon Natal,” tulis Pastor Romanelli di laman Facebook-nya dilansir Catholic News Agency.

Romanelli memang mengakui bahwa merayakan Natal di Gaza merupakan tantangan yang tidak boleh dipandang remeh. Ia mengakui bahwa situasi di Gaza sebetulnya tidak layak merayakan momen Natal bersama keluarga karena umat Kristiani di Gaza masih dibayang-bayangi serangan militer Israel.

Baca juga;Alasan Keamanan, UNRWA Setop Kirim Bantuan ke Gaza Via Kerem Shalom

“Situasinya mengerikan. Secara manusiawi, ini adalah tempat kematian, di mana harapan tampaknya tidak punya tempat. Sebagian besar penduduk kekurangan segalanya, seperti makanan, air, obat-obatan, listrik, tempat berteduh, tempat tidur, kursi, kacamata, buku, buku catatan, tisu toilet, sabun, dan semuanya,” jelasnya.

Romanelli sangat berharap kekacauan di Gaza antara Israel dan Palestina segera berakhir supaya umat Kristiani di Gaza bisa merayakan Natal dengan penuh sukacita tanpa dibayangi peperangan.

“Yang paling kita butuhkan adalah perdamaian agar yang terluka dapat dirawat, sekolah dapat dibuka kembali, orang-orang dapat berjalan dengan bebas dan melihat laut, dan kita dapat mulai berpikir tentang pembangunan kembali. Agar ada secercah harapan, perang yang mengerikan ini harus berakhir,” tutup Romanelli.

Hingga saat ini, Israel masih tak henti-hentinya melancarkan rentetan serangan ke Gaza. Pada Minggu (22/12), misalnya, pasukan Zionis melancarkan serangan ke sebuah sekolah di Gaza hingga menyebabkan beberapa anak tewas di tempat. (cnn/hm17)

Related Articles

Latest Articles