21.1 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Menlu RI: Waktunya Asia Tenggara dan Tiongkok Memikirkan Tantangan di Laut Cina Selatan

Jakarta, MISTAR.ID

Kepala Badan Strategi Luar Negeri Kementerian Luar Negeri RI, Yayan G.H. Mulyana, yakin sudah waktunya bagi Asia Tenggara dan Tiongkok untuk memikirkan upaya bersama untuk menghadapi tantangan bersama di Laut Cina Selatan.

“Saya kira sudah saatnya kita merenungkan upaya kolektif apa yang bisa kita lakukan dan sosok apa yang bisa kita suntikkan agar lebih berdampak dengan tetap menjaga integritas dan relevansi dalam menghadapi tantangan bersama,” kata Mulyana saat membuka Workshop on Managing Director ke-32. Potensi Konflik di Laut Cina Selatan yang terpantau secara online dari Jakarta, Kamis (24/8/23).

Lokakarya ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial dan Pusat Studi Asia Tenggara.

Baca juga; Indonesia Minta AS-China Hentikan Perkeruh Ketegangan di Laut Cina Selatan

Peserta yang diundang dalam workshop ini berasal dari Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, China, dan Chinese Taipei.

Mulyana menggarisbawahi perlunya negara-negara Asia Tenggara dan Tiongkok untuk meningkatkan kolaborasi dengan tujuan mengatasi tantangan bersama.

“Kolaborasi dan kerja sama harus kita perkuat untuk menjawab tantangan kita bersama,” tegas Mulyana.

Dalam kesempatan tersebut, Mulyana juga menyampaikan rusaknya terumbu karang di bagian tenggara Laut Cina Selatan akibat penangkapan ikan yang berlebihan, bencana alam, pemutihan terumbu karang, dan perubahan iklim.

Baca juga: Air Limbah PTLN Fukushima Mulai Dibuang ke Laut, China Larang Impor Produk Ikan Jepang

“Tantangan-tantangan ini (kerusakan terumbu karang) harus kita atasi. Kita harus bekerja sama untuk memaksimalkan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi,” kata Mulyana.

Mulyana juga menekankan perlunya Asia Tenggara dan Tiongkok memupuk kebiasaan komunikasi, dialog, dan kolaborasi antar negara untuk membuka jalan bagi generasi mendatang.

“(Dengan) perubahan lanskap sosial dan politik yang begitu cepat, cara terbaik untuk mencegah potensi konflik adalah dengan dialog dan komunikasi yang terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga kita mampu menciptakan solusi bersama yang paling dapat diandalkan,” kata Mulyana.(antara/hm17)

 

Related Articles

Latest Articles