26.3 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Menanti Biden atau Trump Pemenang Pilpres AS

Washington, MISTAR.ID

Richard Mason, seorang penulis dan filantropis kelahiran Afrika Selatan yang tinggal di Inggris, adalah salah satu dari banyak orang di seluruh dunia yang terpesona oleh drama politik yang diputar di Amerika Serikat.

Bukan hanya orang Amerika Serikat (AS) yang tergantung di ujung kursi mereka ketika menunggu berita pasti tentang siapa yang akan menjadi presiden mereka berikutnya, Donald Trump atau Joe Biden.

“Setiap orang yang saya kenal benar-benar terpaku pada perangkat TV mereka,” katanya kepada Fox News,yang dilansir Jumat (6/11/2020).

“Kami tahu lebih banyak tentang Electoral College, aturan pemungutan suara negara bagian demi negara, daripada kebanyakan dari kami tahu tentang sistem pemilu kami sendiri. Mereka mengatakan bahwa ketika Amerika Serikat bersin, Eropa akan kedinginan. Nah, kalian pasti sudah mendapatkan perhatian.”

Baca Juga:Pilpres AS Rusuh, Polisi Tangkap 20 Orang di New York

Pemilihan presiden (pilpres) AS terhenti setelah pemungutan suara ditutup pada hari Selasa, dengan sejumlah negara bagian kritis masih menghitung surat suara. Empat negara bagian, Nevada, Georgia, North Carolina, dan Pennsylvania semuanya belum mengumumkan apakah Trump atau Biden telah memenangkan negara bagian.

Calon presiden (capres) Partai Demokrat Joe Biden saat ini memimpin dengan meraih 264 electoral votes, sedangkan capres petahana Partai Republik Donald Trump meraih 214 electoral votes.

Butuh minimal 270 electoral votes bagi seorang capres untuk menang pilpres AS. Kemenangan Biden di salah satu dariempat negara bagian yang tersisa akan memuluskan jalannya meraih 270 electoral votes karena dia hanya butuh 6 electoral votes lagi.

Baca Juga:Biden Salip Obama, Pecahkan Rekor Suara Terbanyak Pilpres AS

Seperti banyak warga dunia lainnya, Mason memiliki perasaannya sendiri tentang apa yang akan terjadi selanjutnya di Amerika.

“Saya pikir penting untuk mengakui, siapa pun yang menang, banyak orang memilih orang lain,” katanya. “Siapa pun yang menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya akan menghadapi tugas besar untuk menambal kembali negara itu.”

“Orang Amerika yang saya kenal benar-benar merindukan itu, mereka menginginkan kesembuhan dan kesopanan dan kembali ke kehidupan normal di mana Anda dapat tidak setuju satu sama lain dan dengan teman dan tetangga Anda tanpa itu menjadi begitu kasar dan agresif.”(snd/hm12)

Related Articles

Latest Articles