Wednesday, February 12, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

MbS Kutuk Usul Netanyahu Pindahkan Palestina ke Saudi: Ekstremis

journalist-avatar-top
By
Wednesday, February 12, 2025 13:48
30
mbs_kutuk_usul_netanyahu_pindahkan_palestina_ke_saudi_ekstremis

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS). (f: AFC/mistar)

Indocafe

Arab Saudi, MISTAR.ID

Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), menolak keras usulan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mengusulkan pengusiran warga Palestina dan mendirikan negara Palestina di Arab Saudi.

MbS memimpin pertemuan dengan kabinet, Selasa (11/2/25), dan menegaskan kembali dukungan Saudi terhadap Palestina. "(Saudi menyatakan) penolakan tegas terhadap pernyataan ekstremis Israel yang mengisyaratkan pemindahan paksa warga Palestina," demikian rilis Saudi, dikutip dari Al Jazeera.

Saudi juga menekankan bahwa perdamaian abadi di Timur Tengah hanya bisa terwujud melalui solusi dua negara. "Kerajaan menegaskan bahwa rakyat Palestina memiliki hak atas tanah mereka, dan mereka bukanlah penyusup atau pendatang yang dapat diusir kapan pun pendudukan brutal Israel menghendaki," demikian pernyataan Saudi, dikutip dari Saudi Press Agency.

Selain itu, Saudi menegaskan "sentralitas perjuangan Palestina" bagi Kerajaan. Pekan lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengusulkan agar Palestina mendirikan negara di Arab Saudi.

"Saudi bisa mendirikan negara Palestina di Arab Saudi, mereka punya banyak tanah di sana," kata Netanyahu, dikutip dari Anadolu Agency.

Komentar tersebut mengabaikan kedaulatan Palestina dan hak warga negara ini untuk menentukan nasib mereka sendiri. Pernyataan Netanyahu tersebut memicu kemarahan dan kecaman dari negara-negara Arab, seperti Mesir, Uni Emirat Arab, dan Palestina.

Dalam rilis resmi, Mesir menganggap komentar Netanyahu sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diterima.

"Stabilitas dan keamanan nasional Arab Saudi merupakan bagian penting dari keamanan dan stabilitas Mesir dan negara-negara Arab, yang tidak dapat dikompromikan," demikian pernyataan Mesir.

Palestina sendiri mengalami kehancuran besar akibat agresi Israel sejak Oktober 2023. Imbas dari operasi tersebut, ribuan rumah dan fasilitas sipil hancur, dan lebih dari 48.000 orang tewas. (mtr/hm24)

journalist-avatar-bottomRedaktur Syahrial Siregar