14.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Kematian Covid-19 Di India Tembus 3.689 Sehari

New Delhi, MISTAR.ID

Kematian harian di India mencapai angka tertinggi sejak pandemi Covid-19 terjadi. Menyalip Amerika Serikat di posisi pertama dunia, kini negara Asia Selatan mencatat lebih dari 400.000 kasus baru dan 3.689 kematian hanya dalam 24 jam terakhir, Minggu (2/4/21).

Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi bertemu dengan menteri kesehatan pada Minggu pagi untuk meninjau krisis tersebut. Rumah sakit berjuang merawat pasien di tengah kekurangan kronis tempat tidur dan oksigen medis.

Gambar menyedihkan dari keluarga yang mengemis untuk tempat tidur rumah sakit dan persediaan penyelamat hidup telah muncul selama lebih dari 10 hari. Sementara kamar mayat dan krematorium tetap kewalahan. Di tengah krisis, penghitungan suara dimulai pada Minggu (2/5/21), untuk pemilihan yang diadakan di lima negara bagian pada Maret dan April.

Baca juga: India Cetak Rekor 400 Ribu Kasus Covid-19 Sehari

Hasilnya akan diamati untuk melihat tanda-tanda bagaimana pandemi telah memengaruhi dukungan untuk PM Modi dan partai nasionalis Hindu-nya, BJP. Pada Sabtu (1/5/21), 12 orang meninggal di Rumah Sakit Batra Delhi setelah kehabisan oksigen, untuk kedua kalinya dalam seminggu.

Media melaporkan 16 kematian di negara bagian selatan Andhra Pradesh karena kekurangan oksigen di dua rumah sakit, dan enam di pinggiran Delhi, Gurgaon.

Pengadilan Tinggi Delhi sekarang telah menyatakan akan mulai menghukum para pejabat, jika persediaan medis penyelamat jiwa tidak sampai ke rumah sakit. “(Krisis) Ini sudah kelewat batas. Tidak ada toleransi lagi,” kata Hakim Vipin Sanghi dan Rekha Patil melansir media.

Para ahli telah memperingatkan bahwa jumlah korban tewas resmi India secara signifikan di bawah yang harusnya terhitung di lapangan. Mereka mengutip tingkat pengujian yang rendah dan jumlah orang yang meninggal di rumah, terutama di daerah pedesaan.

Baca juga: Kematian Akibat Covid-19 di India Makin Menggila, Kremasi Dilakukan Hingga Tempat Parkir

Vaksinasi tersendat pasokan Semua orang dewasa di India sekarang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin virus corona. Tetapi rencana peluncuran program vaksinasi nasional pada Sabtu (1/5/21) tersendat.

Beberapa negara bagian mengatakan tidak memiliki dosis yang cukup untuk mulai memvaksinasi mereka yang berusia 18-44 tahun. Meskipun menjadi produsen vaksin terbesar di dunia, negara ini mengalami kekurangan pasokan lokal.

Sementara semua ekspor AstraZeneca sudah dihentikan sementara untuk memenuhi permintaan domestik. Kementerian Kesehatan India mengatakan pada Minggu (2/4/21) bahwa 84.599 orang dalam kelompok usia (18-44 tahun) telah diberi dosis pertama vaksin virus corona.

India menggunakan dua vaksin, Oxford-AstraZeneca (dikenal secara lokal sebagai Covishield) dan satu lagi dibuat oleh perusahaan India Bharat Biotech (Covaxin). Vaksin Sputnik V buatan Rusia juga telah disetujui untuk digunakan, dan 150.000 dosis pertama tiba pada Sabtu (1/5/21).

Kiriman 40 negara Negara-negara di seluruh dunia telah mengirimkan banyak pasokan medis darurat. Hingga Kamis (29/4/21), 40 negara telah mengirimkan pengiriman. Pesawat pertama dari beberapa pesawat berasal dari AS yang membawa tabung oksigen, masker N95, dan tes diagnostik cepat tiba di Delhi pada Jumat (30/4/21).

Baca juga: Rumah Sakit Covid-19 Terbakar di India, 18 Orang Tewas

“Ikatan antara demokrasi tertua & yang terbesar terus diperkuat,” kementerian kesehatan India berkicau atas kiriman itu. AS sebelumnya telah dikritik karena memberlakukan larangan pengiriman bahan mentah untuk vaksin ke luar negeri.

Aturan ini membatasi kemampuan India untuk membuat lebih banyak suntikan AstraZeneca. Langkah itu dicabut minggu lalu. Sebuah pesawat militer Jerman dengan 120 ventilator sampai di India pada Sabtu (1/5/21). Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengonfirmasi pada Minggu bahwa negara itu akan mengirim lebih banyak ventilator “dalam waktu dekat.”

Pemerintah pusat enggan memberlakukan lockdown nasional, yang oleh perdana menteri disebut sebagai “upaya terakhir”. Para pemimpin senior mengkhawatirkan dampak ekonomi, setelah penguncian tahun lalu mencatat rekor penurunan produksi India turun 24 persen pada April-Juni, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca juga: Lonjakan Covid-19 Menggila, India Lockdown Wilayah Dan Tunda Ekspor Vaksin

Kerugian manusia juga bisa sangat parah. Lockdown nasional selama 68 hari tahun lalu membuat jutaan pekerja migran India melakukan perjalanan kembali ke desa asal, karena menganggur dan kehabisan uang.

Masyarakat miskin, terutama anak-anak yang kurang gizi dan ibu hamil yang bergantung pada program pemerintah, mengalami kesulitan untuk mengakses manfaat. Program imunisasi dihentikan, dan mereka yang menderita penyakit serius berjuang untuk mengakses layanan kesehatan yang penting. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles