12.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Kantor Presiden Korsel Bela Komentar Presiden yang Viral di Jepang

Seoul, MISTAR.ID

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol berada di situasi yang sulit, Selasa (25/4/23) setelah komentar yang dia buat tentang bekas kekuatan kolonial Jepang tidak perlu “berlutut” untuk memperbaiki hubungan menjadi viral di media sosial.

Yoon, yang sedang dalam kunjungan kenegaraan selama enam hari ke Amerika Serikat, telah meningkatkan hubungan dengan Tokyo sebagai bagian penting dari kebijakan pemerintahannya saat ia berupaya meningkatkan kerja sama keamanan regional dalam menghadapi peningkatan ancaman dari Korea Utara.

Hubungan bilateral telah lama tegang oleh isu-isu terkait dengan pemerintahan kolonial Tokyo yang brutal dari tahun 1910 hingga 1945 atas semenanjung Korea, termasuk perbudakan seksual dan kerja paksa, bahkan ketika Washington telah berulang kali mendesak dua sekutu regional utamanya untuk meningkatkan kerja sama.

Baca Juga:Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Peringatkan Korsel Agar tak Kirim Senjata ke Ukraina

Yoon mengatakan kepada The Washington Post menjelang perjalanannya bahwa dia tidak dapat menerima gagasan bahwa Jepang harus berlutut karena sejarah kita 100 tahun yang lalu. Jika hubungan antara kedua negara ingin ditingkatkan.

Komentar, termasuk tagar #mustkneel (harus berlutut), dengan cepat menjadi trending topik teratas di media sosial berbahasa Korea dan Twitter, dan mendorong liputan di setiap media arus utama.

Kantor Yoon mengatakan, maksud presiden dia tidak dapat menerima klaim bahwa tidak mungkin meningkatkan hubungan dengan Jepang kecuali mereka berlutut pada saat sangat membutuhkan aliansi keamanan. Seorang pembantu presiden mengatakan kepada wartawan, berbicara dengan syarat anonimitas.

“Itu merupakan hal bodoh untuk membuat seluruh sejarah pertukaran dan kerja sama yang berumur 1.500 tahun menjadi tidak berarti karena sejarah malang yang berlangsung kurang dari 50 tahun,” kata ajudan itu.

Seoul meluncurkan sebuah rencana pada bulan Februari untuk memberi kompensasi kepada para korban kerja paksa masa perang Jepang tanpa keterlibatan langsung Tokyo, yang telah membuat marah beberapa korban.

Para korban dan pengacara mereka mengatakan proposal pemerintah Yoon jauh dari permintaan mereka untuk permintaan maaf penuh dan kompensasi langsung dari perusahaan Jepang yang terlibat.

Baca Juga:Korsel akan Jadi Tuan Rumah KTT untuk Demokrasi Ketiga

“Komentarnya bermasalah. Yang kami minta adalah permintaan maaf yang tulus,” kata salah satu komentator YouTube.

“Eropa dapat bekerja sama bersama hanya setelah Jerman menebus dengan tulus dalam jangka waktu yang lama. Apakah Jepang melakukan hal yang sama?” tulis yang lain. (channelnewsasia/hm12)

Related Articles

Latest Articles