17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Ini 9 Negara Terancam Bangkrut Seperti Sri Langka

Jakarta, MISTAR.ID

Sri Langka menghadapi krisis terburuk dalam sejarah. Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mengatakan upaya negara untuk menyiapkan dana talangan dari Dana Moneter Internasional tertunda akibat parahnya krisis keuangan.

Tetapi Sri Lanka bukan satu-satunya negara yang memiliki masalah ekonomi serius karena harga makanan, bahan bakar, dan kebutuhan lainnya telah meningkat buntut dari perang di Ukraina, dikutip dari voanews.com, Rabu (13/7/22).

Ada 9 negara-negara yang disebut bisa terancam bernasib seperti Sri Lanka. Termasuk Afghanistan, Argentina, Mesir, Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Turki, dan Zimbabwe.

Baca juga:Sri Langka Bangkrut, Ribuan Warga Tinggalkan Negaranya

Diperkirakan sekitar 1,6 miliar orang di 94 negara menghadapi krisis yang melibatkan pangan, energi, atau sistem keuangan mereka.

Sebuah laporan bulan lalu oleh Kelompok Tanggap Krisis Global dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, sekitar 1,2 miliar orang tinggal di negara-negara “badai sempurna”.

“Badai Sempurna” adalah istilah yang berarti individu yang tinggal di negara-negara tersebut berisiko tinggi mengalami krisis akibat kenaikan biaya dan masalah jangka panjang lainnya.

Setiap negara memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Tetapi mereka semua berbagi risiko yang meningkat dari inflasi. Pengamat mengatakan, beberapa biaya telah didorong lebih tinggi disebabkan oleh perang Rusia dengan Ukraina. Bank Dunia memperkirakan pendapatan per kapita di negara-negara berkembang tahun ini akan lima persen di bawah level sebelum pandemi Covid-19.

PBB mengatakan lebih dari separuh negara termiskin di dunia mengalami atau berisiko menghadapi masalah utang.

Baca juga:Presiden Sri Lanka Kirim Surat Pengunduran Diri dari Singapura  

Sri Lanka mengalami inflasi yang merajalela dan berjuang untuk mengimpor makanan, bahan bakar dan obat-obatan di tengah krisis ekonomi terburuk negara itu dalam 70 tahun.

Negara tersebut kehabisan mata uang asing dan harus memberlakukan larangan penjualan bensin dan solar untuk kendaraan pribadi, yang menyebabkan antrean bahan bakar selama berhari-hari. (lip6/hm06)

Related Articles

Latest Articles