18.8 C
New York
Friday, May 3, 2024

Hari Internasional Menentang Uji Coba Nuklir, Sekjen PBB: Nuklir Harus Dihentikan

Washington, MISTAR.ID

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyampaikan pesan kepada seluruh negara tentang pentingnya larangan mengembangkan uji coba nuklir. Hal itu disampaikan dalam momen Hari Internasional Menentang Uji Coba Nuklir di Majelis Umum PBB pada Selasa (29/8/23).

Langkah untuk larangan uji coba nuklir, kata Guterres, harus mengikat secara hukum. Semua negara diharapkan meratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif tanpa syarat.

Ia mengatakan, sejak tahun 1945, uji coba bom nuklir telah merenggut banyak jiwa, meracuni udara dan merusak lanskap seluruh dunia. Untuk itu nuklir harus dihentikan.

Baca juga: Jepang Abaikan Cina, Pembuangan Limbah Olahan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Dimulai

Ia pun menyayangkan adanya peningkatan perpecahan global, dan ini telah membuat berbagai negara memperkuat diri dengan senjata-senjata mematikan. PBB mencatat hampir 13 ribu senjata nuklir saat ini disimpan di seluruh dunia.

Hari Internasional Menentang Uji Coba Nuklir diperingati setiap tahun pada tanggal 29 Agustus sejak 2010. Presiden Majelis Umum PBB Csaba Korosi mengatakan, segala upaya harus dilakukan untuk mengakhiri uji coba nuklir.

Menurut Korosi, perlu kebijakan dan perlindungan yang tepat untuk melindungi setiap negara dari kesalahan dan pengambilan keputusan yang buruk.

Baca juga: Peringatan ke-78 Serangan Bom Atom, Walikota Hiroshima Desak Penghapusan Senjata Nuklir

Bersamaan dengan desakan PBB, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam pidato memperingati Hari Angkatan Laut pada Senin (28/8/2023), bahwa perairan di Semenanjung Korea telah menjadi tidak stabil dengan bahaya perang nuklir. Ancaman ini dinilai akibat permusuhan yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Sejak awal 2022, Korea Utara telah melakukan lebih dari 100 uji coba senjata. Banyak di antaranya melibatkan rudal berkemampuan nuklir yang dirancang untuk menyerang AS, Korea Selatan, dan Jepang. Dwina Agustin. (republika/hm17)

Related Articles

Latest Articles