23.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Gelombang Protes Merebak di Sejumlah Negara Tersulut Pembatasan Mobilitas

Jakarta, MISTAR.ID

Aksi proters di sejumlah negara semakin merebak menyusul diberlakukannya pembatasan mobilitas dan vaksinasi Covid-19.

Mengutip laporan AFP, diperkirakan ratusan ribu bergerak dalam aksi protes itu. Terjadi di Australia, Prancis, Italia dan Yunani pada Sabtu waktu setempat atau Minggu (25/7/21).

Aksi protes pun memicu terjadinya bentrok dengan polisi. Dalam laporan dijelaskan, protes terjadi lantaran tidak terima dengan sanksi pemerintah terhadap mereka yang tidak divaksinasi.

Baca Juga: Selain Menlu, Jokowi Larang Menteri Pergi ke Luar Negeri

Massa juga mengkritisi pembatasan mobilitas di masa pandemi yang ditujukan agar masyarakat lebih banyak divaksinasi.

Di Australia, puluhan pengunjuk rasa ditangkap setelah aksi protes mereka di Sydney. Kepolisian setempat menyebut mereka yang ambil bagian dalam aksi tersebut sebagai ‘orang bodoh’.

Sementara peserta aksi menjuluki protes mereka sebagai unjuk rasa “kebebasan”. Para peserta membawa tanda dan spanduk bertuliskan ‘Bangun Australia’.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Malaysia Terus Meroket di Tengah Lockdown

Sebelumnya juga di Sydney dilaporkan bahwa para demonstran melempari petugas dengan tanaman pot dan botol air karena mereka menentang perintah tinggal di rumah selama sebulan. Aksi tersebut pecah sehari setelah pihak berwenang menyarankan pembatasan dapat tetap berlaku hingga Oktober.

Lalu di Prancis, polisi mengerahkan gas air mata dan meriam air terhadap beberapa pengunjuk rasa. Diperkirakan 160 ribu orang turun ke jalan dalam protes nasional terhadap izin kesehatan Presiden Emmanuel Macron yang secara drastis akan membatasi akses ke restoran dan ruang publik bagi orang-orang yang tidak divaksinasi.

“Freedom, freedom,” teriak para demonstran di Prancis, sembari membawa poster bertuliskan ‘Macron, Tyrant’.

Baca Juga: WHO Khawatir Stadion Euro 2020 Jadi Ancaman Penularan Corona

Sementara itu sekitar 5.000 orang berdemonstrasi di Athena, Yunani dengan membawa poster dengan slogan-slogan seperti, ‘Jangan sentuh anak-anak kami’ menurut seorang jurnalis AFP, dikutip Minggu (25/7/21).

Di Italia, para pengunjuk rasa berkumpul di Roma untuk berdemonstrasi menentang aturan “Green Pass” untuk sekadar makan malam dan hiburan dalam ruangan.

Sementara itu Perdana Menteri negara bagian New South Wales Gladys Berejiklian mengaku ‘muak’ oleh para pengunjuk rasa yang ‘tindakan egoisnya’ telah membahayakan keselamatan banyak masyarakat.

Sejauh ini kepolisian telah mengeluarkan hampir 100 sanksi dan menangkap 57 orang, sementara di Melbourne tercatat enam orang telah ditangkap.(CNN/hm02)

Related Articles

Latest Articles