27.9 C
New York
Thursday, June 20, 2024

DK PBB Adakan Pertemuan Darurat Usai Rafah Diserang Israel

New York, MISTAR.ID

Informasi dari para diplomat, jika pertemuan darurat secara tertutup dilakukan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), pada Selasa (28/5/24), pasca Israel melakukan serangan udara mematikan di Jalur Gaza bagian selatan.

Pertemuan darurat dilangsungkan atas permohonan dari Aljazair, negara perwakilan Arab di DK PBB dan disupport oleh Slovenia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di wilayah kantong yang diduduki Hamas sebelumnya menyatakan 45 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serbuan udara, pada Minggu (26/5/24) malam waktu setempat, yang menghantam tenda-tenda lokasi para pengungsi menetap. Disebutkan sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak.

Baca juga:Mahkamah Internasional Instruksikan Israel Stop Menyerbu Rafah

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres mengecam serbuan udara mematikan Zionis di wilayah dekat kota Rafah di Gaza selatan tersebut.

“Saya kecam aksi Israel telah menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa yang Cuma mencari perlindungan dari konflik mematikan ini,” tulis Guterres dalam postingan di platform X (sebelumnya Twitter), pada Senin (27/5/24).

Guterres juga menegaskan, tak ada tempat yang aman di Gaza dan mendesak kengerian ini harus distop.

Kecaman terhadap serbuan Israel juga disampaikan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Trk. Menurutnya, foto-foto dari kamp begitu mengerikan dan tidak menampilkan adanya perubahan nyata dalam metode perang yang dipakai Israel sudah membuat banyak kematian bagi warga sipil,” kata Trk.

Baca juga:Israel Kian Ganas, Kota Rafah Berada di Ujung Tanduk

“Saya menyerukan Israel agar menstop serbuan pasukannya di Rafah, seperti yang diperintahkan Mahkamah Pidana Internasional (ICJ),” tukasnya.

Diketahui pada Selasa (28/5/24) Spanyol, Irlandia dan Norwegia bakal secara resmi mengakui keberadaan negara Palestina. Ini akan menambah daftar panjang negara lebih dari 140 negara anggota PBB, yang sebelumnya telah melakukan hal serupa.

Menanggapi tindakan Spanyol yang mengakui negara Palestina, Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz menuding itu merupakan bentuk penghargaan terhadap teror. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles