Di Tengah Gencatan Senjata Gaza, Israel Serang Jenin
Ilustrasi serangan Israel di Jenin di tengah gencatan senjata Gaza. (f:ist/mistar)
Jenin, MISTAR.ID
Ketegangan kembali memuncak di Tepi Barat saat militer Israel melancarkan serangan di kota Jenin pada Rabu (22/1/25). Serangan ini tidak hanya menyebabkan kehancuran besar pada infrastruktur kota, tetapi juga menewaskan 10 warga Palestina dan memaksa sekitar 2.000 keluarga untuk mengungsi dari rumah mereka.
Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub, menyatakan bahwa situasi di Jenin saat ini sangat kritis. Ia mengungkapkan bahwa pasukan Israel telah menghancurkan jalan-jalan utama menuju kamp pengungsi Jenin, termasuk akses menuju Rumah Sakit Pemerintah Jenin.
"Tentara pendudukan (Israel) telah menghancurkan semua jalan menuju kamp dan rumah sakit. Penembakan dan ledakan terus terjadi," ujar al-Rub kepada media.
Selain itu, ia menambahkan bahwa pasukan Israel telah menahan sekitar 20 orang dari desa-desa di sekitar Jenin dalam operasi militer tersebut.
Salah seorang warga Jenin, Adel Besher, mengungkapkan penderitaannya akibat serangan ini. Ia terpaksa bermalam di halaman rumah sakit karena tidak dapat kembali ke rumahnya yang hanya berjarak 200 meter.
"Rumah saya sangat dekat, tapi saya tidak bisa mencapainya. Ada banyak orang terluka, termasuk dokter, perawat, dan pasien. Mereka tidak bisa diselamatkan karena tentara Israel menembak siapa pun yang mendekat," katanya.
Menurut Besher, sejumlah warga yang berusaha memberikan pertolongan juga menjadi korban. "Dua orang terluka saat mencoba menyelamatkan korban di dekat rumah saya," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengklaim bahwa serangan udara mereka menargetkan "lokasi infrastruktur teroris" di Jenin. Mereka juga menyebut telah membongkar sejumlah bahan peledak yang ditanam di area tersebut. Namun, tindakan ini menuai kecaman dari berbagai pihak yang menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata diberlakukan di Jalur Gaza. Sebelumnya, serangan udara Israel di kamp pengungsi Jenin pekan lalu menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina dan melukai banyak lainnya.
Direktur Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Tepi Barat, Roland Friedrich, menyatakan bahwa kamp pengungsi Jenin kini "hampir tidak layak huni".
"Sekitar 2.000 keluarga telah mengungsi sejak pertengahan Desember. Selama periode ini, UNRWA tidak dapat memberikan layanan penuh kepada kamp tersebut," ungkap Friedrich di platform X.
Kondisi ini semakin memperparah penderitaan warga Palestina di Jenin yang telah lama hidup dalam situasi sulit. Hingga saat ini, bantuan kemanusiaan di Jenin masih terhambat, sementara banyak keluarga harus bertahan di tengah ketidakpastian nasib mereka. (ant/hm25)