Washington DC, MISTAR.ID
Departemen Keuangan AS pada Selasa (1/11/22) mengambil tindakan pertamanya terhadap ISIS-Somalia, menjatuhkan sanksi kepada tujuh individu dan satu entitas yang terkait dengan afiliasi teroris.
Tindakan terbaru dibangun di atas langkah-langkah baru-baru ini oleh Departemen Negara dan Keuangan terhadap al-Shabaab dan beberapa dari mereka yang dikenai sanksi pada Selasa (1/11/22) juga memiliki hubungan dengan kelompok militan itu.
Sanksi Selasa (1/11/22) datang hanya beberapa hari setelah serangan mematikan di ibukota Somalia Mogadishu, di mana bom mobil kembar menewaskan sedikitnya 100 dan melukai lebih dari 300. Al-Shabaab telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Baca juga: Pasukan Centcom AS Bunuh Militan Senior ISIS di Timur Laut Suriah
Dalam panggilan telepon dengan wartawan, seorang pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan bahwa sanksi terbaru menargetkan ISIS-Somalia, tetapi menekankan bahwa jaringan keuangan saling berhubungan karena anggotanya mendukung kelompok teroris lainnya.
“Individu dan entitas yang ditunjuk hari ini adalah simpul penting untuk jaringan perdagangan senjata yang terintegrasi erat dengan ISIS-Somalia,” kata Departemen Keuangan dalam sebuah pernyataan. “Jaringan ini beroperasi terutama antara Yaman dan Somalia dan memiliki ikatan kuat dengan Al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP) dan al-Shabaab.”
Pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah meningkatkan fokusnya untuk mengekspos dan mengganggu jaringan pendanaan teroris di Afrika.
Baca juga: AS Janjikan Imbalan Rp143 M Bagi yang Punya Informasi soal Ketua ISIS-K
Pejabat itu mengatakan ada juga “hubungan yang jelas” antara terorisme dan kejahatan terorganisir, mencatat bahwa jaringan yang dikenai sanksi pada hari Selasa (1/11/22) “sangat terlibat dalam penyelundupan pasar gelap, pembajakan dengan kekerasan, dan kejahatan lingkungan yang menjijikkan.”
Selain sanksi terhadap mereka yang terkait dengan ISIS-Somalia, Departemen Keuangan juga memberikan sanksi kepada “pendukung vital ISIS di Brazil, yang telah berusaha menjadi penghubung kelompok teroris.” (cnn/hm09)
