14.8 C
New York
Friday, October 4, 2024

China: Taiwan Gunakan Rakyat Sebagai Umpan Meriam

Beijing, MISTAR.ID

Pemerintah China mengkritik keputusan Taiwan memperpanjang masa wajib militer bagi warganya dari sebelumnya empat bulan menjadi satu tahun. Taipei akan mulai memberlakukan peraturan baru tersebut pada 2024.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, dengan memperpanjang masa wajib militer, Taiwan telah menggunakan rakyatnya sebagai “umpan meriam”.

“Berjuang untuk tugas besar mencapai reunifikasi nasional sangat signifikan, mati untuk kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan sama sekali tidak berharga. Kami percaya warga Taiwan sangat berprinsip, mereka tidak akan dijadikan umpan meriam oleh pasukan separatis kemerdekaan Taiwan,” ucap Wang dalam konferensi pers regular, Rabu (28/12/22).

Baca Juga:China Kirim 71 Pesawat Militer Terobos Zona Pertahanan Taiwan Dalam 24 Jam

Pada Selasa (27/12/22) lalu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengumumkan bahwa Taiwan akan memperpanjang masa wajib militer bagi warganya dari empat bulan menjadi satu tahun mulai 2024. Peserta wajib militer bakal menjalani pelatihan lebih intensif, termasuk latihan menembak. Mereka pun akan belajar mengoperasikan senjata berat, seperti rudal anti-pesawat Stinger dan rudal anti-tank.

Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, nantinya para peserta wajib militer akan ditugaskan menjaga infrastruktur militer utama. Dengan demikian, pasukan regular Taiwan dapat merespons lebih cepat jika terdapat serangan dari China.

Baca Juga:Presiden Taiwan Ingatkan Ancaman Invasi China

China diketahui mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menegaskan Beijing tidak pernah memerintahnya dan tidak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.

Pemerintah China mengatakan, mereka mempunyai ketenangan dan kesabaran untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya suatu saat nanti. Beijing mengklaim, sebagian besar warga Taiwan menentang kemerdekaan dan menghendaki agar pulau tersebut bergabung bersama Negeri Tirai Bambu. (republika/hm14)

Related Articles

Latest Articles