12.1 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

China Di Ambang Kemenangan Lawan Korona

Beijing. MISTAR.ID

China berada di ambang kemenangan dalam perang melawan virus korona. Beberapa terakhir ini laporan kasus baru Covid-19 di dalam negeri China terus menurun.

Rumah sakit darurat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei yang dibangun untuk menangani pasien Covid-19 telah ditutup. Menurut AFP, orang-orang di China sudah mulai pergi bekerja, pabrik-pabrik beroperasi, dan sekolah di beberapa wilayah telah dibuka.

Satu hingga dua bulan lalu, puluhan hingga ribuan orang meninggal akibat virus korona. Total ada 3.249 korban jiwa termasuk petugas kesehatan yang “berdarah-darah” berjaga di garda paling depan menanggulangi virus korona.

Salah satunya seorang dokter di Wuhan Li Wenliang yang meninggal Februari lalu. Li menjadi whistleblower yang memperingatkan publik terkait potensi penyebaran wabah serupa SARS pada Desember lalu. Namun, Li dan beberapa rekannya justru dibungkam oleh pemerintah China hingga akhirnya virus menyebar tanpa bisa dikendalikan.

Tak hanya di Wuhan yang menjadi sumber penyebaran Covid-19, namun lebih dari 40 juta orang di Provinsi Hubei tak dapat bergerak di bawah isolasi ketat.

Selama lockdown berlangsung, warga tidak boleh keluar rumah. Akan tetapi, pasokan makanan mereka terjamin. Pemerintah hingga swasta rajin menyuplai kebutuhan pangan. Seorang WNI yang tinggal di Wuhan mengaku turut mendapat kiriman makanan dari pihak universitas selama diisolasi dalam asrama sekolah.

Mereka membagikan kebutuhan sayur, buah, hingga daging bagi penghuni asrama sekitar dua hingga tiga kali seminggu. Bahan-bahan tersebut diambil oleh universitas dari toko-toko di Wuhan yang tutup.

Namun, beberapa warga Wuhan menyatakan mereka harus bergantung pada komite lingkungan yang ditunjuk. Karena dilarang keluar, mereka harus membuat pesanan kelompok untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari yang seringkali harganya lebih tinggi.

Kehidupan di bawah lockdown juga menambah beban mental karena kondisi tertutup kerap menimbulkan kegelisahan. Melansir South China Morning Post, selain Hubei, Beijing pun menerapkan karantina massal dengan dukungan aparat dan teknologi pengawasan kuat, serta jaringan pengaman komunitas yang besar. Namun, kebijakan itu dinilai beberapa pihak bertentangan dengan hak asasi manusia.

Langkah lainnya yang dilakukan pemerintah China yakni membatasi perkumpulan publik yang dapat mengundang banyak massa dan menyetop operasional transportasi publik. Sekolah, universitas, dan pertokoan dihentikan sementara.

Sebanyak 346 tim medis dari seluruh negeri masih disiagakan hingga hari ini. Jumlah keseluruhan tim yang diperbantukan mencapai 42.600, termasuk 19 ribu tenaga kesehatan.

Sumber : CNN

Editor : Jelita Damanik

Related Articles

Latest Articles