Saturday, February 8, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

7.400 Dosis Vaksin Flu Ludes dalam Tiga Jam di Taiwan

journalist-avatar-top
By
Saturday, February 8, 2025 08:22
48
7400_dosis_vaksin_flu_ludes_dalam_tiga_jam_di_taiwan

Ilustrasi. (f:net/mistar)

Indocafe

Taipei, MISTAR.ID

Permintaan vaksin flu di Taiwan melonjak tajam setelah kabar meninggalnya aktris Barbie Hsu akibat pneumonia terkait influenza. Dalam waktu hanya tiga jam, 7.400 dosis vaksin flu gratis di Kota Tainan habis diserbu warga yang khawatir akan risiko komplikasi flu.

Seperti dilaporkan oleh VN Express, Rumah Sakit Taichung dan fasilitas kesehatan lainnya di bawah Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan juga melaporkan peningkatan jumlah pasien yang mencari vaksinasi pada sore hari yang sama.

Hung Wei-chieh, Direktur Departemen Kedokteran Keluarga di Rumah Sakit E-Da, mengatakan bahwa sebelum Tahun Baru Imlek, antusiasme masyarakat terhadap vaksinasi flu cenderung rendah. Namun, hanya dalam dua hari setelah kematian Hsu, banyak orang yang sebelumnya ragu kini dengan proaktif mendatangi lokasi vaksinasi.

“Kematian Barbie Hsu membuat masyarakat sadar bahwa influenza bisa berakibat fatal, terutama jika ada komplikasi seperti pneumonia,” ucapnya kepada Taiwan News.

Keluarga Hsu mengonfirmasi bahwa dia telah menunjukkan tanda-tanda peringatan kesehatan yang parah sebelum meninggal. Tragedi ini menjadi peringatan keras akan pentingnya pencegahan, terutama pada musim flu.

Dalam konferensi pers darurat, CDC Taiwan melaporkan bahwa kunjungan rawat jalan dan gawat darurat untuk penyakit mirip flu mencapai 162.352 kasus pada pekan 19–25 Januari. Jumlah ini adalah yang tertinggi dalam periode yang sama selama 10 tahun terakhir.

Lonjakan permintaan vaksin bahkan membanjiri situs web CDC Taiwan, menandakan tingginya kekhawatiran masyarakat terhadap risiko influenza.

Untuk mengatasi lonjakan ini, Perdana Menteri Cho Jung-tai menyetujui pembelian 100.000 dosis tambahan vaksin flu yang didanai pemerintah. Prioritas vaksinasi akan diberikan kepada kelompok berisiko tinggi seperti lansia di atas 65 tahun, balita di atas 6 bulan, snak-anak prasekolah.

Selain itu, pada individu dengan kondisi medis tertentu yang ditetapkan oleh CDC

Pemerintah Taiwan menegaskan komitmennya untuk memastikan ketersediaan vaksin bagi warganya. "Kita harus melindungi kelompok yang paling rentan," ujar Perdana Menteri Cho. (dtc/hm25)

journalist-avatar-bottomRedaktur Anita