17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

1.800 Warga Myanmar Kabur Ke India, 6 Diantaranya Anggota Parlemen

Naypyidaw, MISTAR.ID

Sebanyak enam anggota parlemen Myanmar melarikan diri ke India bersama 1.800 warga Myanmar lainnya dari kekejaman junta militer yang kini berkuasa di Myanmar. Seorang pejabat kepolisian India mengatakan keenam politikus itu termasuk di antara setidaknya ribuan warga Myanmar yang telah melarikan diri ke sana, sebagian berlindung di timur laut negara bagian Mizoram.

Keenam anggota parlemen itu dikabarkan berasal dari daerah Chin dan Sagaing. Mereka merupakan anggota badan legislatif negara bagian dan federal. Enam anggota parlemen itu seluruhnya merupakan politikus partai pemimpin de facto Aung San Suu Kyi yang digulingkan militer, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

“Anggota parlemen berada dalam bahaya besar saat ini di Myanmar. Mereka sedang digeledah, mereka diikuti oleh tentara,” kata Penasihat Komite Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) atau pemerintah sipil yang menolak disebutkan namanya.

Baca juga: 8 Pendemo Myanmar Tewas Diserbu Junta Militer

Menurut pejabat tersebut, anggota parlemen dari NLD harus melarikan diri dari tempat tinggal mereka karena tengah diburu junta militer. Selain politikus, sejumlah anggota kepolisian Myanmar juga telah kabur ke India karena menolak mengabdi kepada junta militer.

Dikutip media, sejumlah pihak menganggap perlindungan yang diberikan India kepada keenam politikus buronan junta itu dapat menciptakan komplikasi lebih lanjut bagi New Delhi yang sejak lama memiliki hubungan dekat dengan militer Myanmar. Hingga kini, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Arindam Bagchi, mengatakan pemerintah belum memiliki informasi terkait kondisi keenam anggota parlemen Myanmar itu.

“Izinkan saya menegaskan kembali hari ini kecaman kami atas kekerasan di Myanmar dan dukungan kami untuk pemulihan demokrasi di Myanmar,” kata Bagchi dalam jumpa pers virtual pada Kamis (8/4/21).

Baca juga: Thailand Dituduh Tolak Eksodus Ribuan Warga Myanmar

Situasi di Myanmar semakin mencekam setelah dua bulan lebih kudeta militer berlangsung pada 1 Februari lalu. Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) melaporkan setidaknya 600 orang tewas akibat bentrokan pedemo anti-kudeta dan aparat sejauh ini. Junta militer juga telah menahan ribuan orang termasuk aktivis, pejabat pemerintah sipil, dan sekitar 150 anggota parlemen Myanmar. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles