22.2 C
New York
Monday, April 29, 2024

Dua Warga Sipil Tertembak, Aparat: Sulit Bedakan Masyarakat dengan KKB

Jakarta, MISTAR.ID

Memerangi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah rawan serangan separatis, aparat mengaku mengalami kesulitan dalam hal membedakan masyarakat sipil biasa.

Hal ini dikatakannya terkait penembakan terhadap dua warga sipil yang diduga dilakukan oleh aparat keamanan di Timika, Selasa (14/4/20).

Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw, melalui video yang diterima CNNIndonesia, Rabu (14/4/20), kejadian ini memang tidak lepas dari tindakan kelompok separatis dari sejumlah KKB Papua yang kerap kali melakukan penyerangan di sejumlah titik.

Aparat kepolisian bersama TNI hadir pun melakukan pengamanan di beberapa lokasi itu.

“Ada sejumlah orang yang berkelompok yang kemudian juga bersenjata yang senantiasa juga terus melakukan kekerasan-kekerasan masif kepada kami aparat baik TNI maupun Polri,” kata dia.

Hal ini, katanya, menyebabkan tim pengamanan, baik dari TNI maupun Polri, kesulitan untuk membedakan antara kelompok KKB tersebut atau warga sipil yang hanya melintas di daerah rawan tersebut.

“Sementara situasinya begitu terbuka, sehingga terkadang kami sulit juga untuk bisa membedakan mana kelompok-kelompok yang berseberangan dengan kita, kelompok yang senantiasa menganggu masyarakat biasa,” katanya.

Sebelumnya, aktivis HAM Veronica Koman mengungkapkan dua warga di Kwamki Narama, Papua, Roni Wandik (23) dan Eden Armando Debari (20), tewas tertembak saat keduanya hendak memancing di Timika. Diduga, penembakan ini dilakukan oleh aparat keamanan.

“Keluarga menuntut aparat keamanan untuk mencabut pernyataan bahwa para korban adalah anggota kelompok bersenjata,” kicaunya, dalam akun Twitter-nya.

Dikutip dari Antara, Eden dan Ronny diduga menjadi korban salah tembak oleh aparat TNI Satgas YR 712 dan YR 900 saat melakukan operasi penindakan terhadap KKB di Mile 34, area PTFI, Timika, Senin (13/4/20).

Padahal, kedua pemuda itu sedang mencari ikan dengan cara menyelam (dalam bahasa setempat disebut molo) dengan membawa tombak atau panah di sebuah kali di sekitar Mile 34.

Terlepas dari itu, Paulus menyampaikan permohonan maaf dan duka cita secara langsung saat menemui kedua keluarga korban di Rumah Sakit Mimika. Dia juga memastikan semua proses hukum akan berjalan.

“Jadi, hari ini kami semua hadir bersama bapak Pangdam untuk langsung menangani permasalahan yang terjadi kemarin,” kata dia.

Untuk saat ini, dia mengatakan yang utama adalah mempersiapkan proses pemakaman yang layak untuk kedua korban tersebut.

Dalam video yang sama, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab yang juga hadir menemui keluarga korban memastikan akan ada investigasi terkait insiden penembakan warga sipil itu.

“Kami turut berduka cita dan juga hal yang terjadi nanti kita ada juga petugas yang ditunjuk melaksanakan investigasi sehingga bisa kita mengetahui dan ada proses-proses hukum yang berjalan. Saya kira itu,” kata dia.*

Sumber : CNN Indonesia
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles