21.3 C
New York
Saturday, July 20, 2024

Rupiah Melemah, Bertahan di Atas 16.000 per US Dolar

Medan, MISTAR.ID

Pelemahan rupiah belakangan ini memang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh US Dolar yang diuntungkan dengan sikap Bank Sentralnya (The FED). Dimana The Fed masih diragukan akan memangkas bunga acuannya di tahun ini.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan meskipun spekulasi yang berkembang belakangan ini, The FED kemungkinan akan memangkas besaran bunga acuannya paling cepat pada bulan September.

“Spekulasi terkait rencana pemangkasan yang kian mundur, memicu penguatan US Dolar terhadap mata uang dunia, tanpa terkecuali terhadap mata uang Rupiah,” katanya, Sabtu (20/7/24).

Baca juga: IHSG Bertahan di Zona Hijau, Rupiah Melemah Dekati Rp16.500

Lanjutnya, jika The FED urung memangkas bunga acuannya di tahun ini, maka potensi penguatan Rupiah tertunda hingga nantinya ada sentimen positif yang mampu merubah pergerakan Rupiah.

“Titik keseimbangan Rupiah sementara berada di atas 16.000 per US Dolar (16.185/Jum’at). Dan dalam jangka pendek, setidaknya hingga tutup tahun 2024, saya belum melihat ada sentimen yang mampu menekan laju penguatan US Dolar, karena inflasi di AS belum cukup meyakinkan untuk menekan kinerja US Dolar,” jelasnya.

Sementara, pelemahan Rupiah tersebut tentunya berpeluang memicu terjadinya kenaikan harga kebutuhan pangan masyarakat. Produk makanan dan minuman kemasan berpeluang naik akibat pelemahan Rupiah.

Baca juga: Rupiah Melemah dan IHSG Menguat Tipis

“Dan melemahnya mata uang Rupiah di atas 16.000 per US Dolar juga sudah berlangsung sekitar tiga bulan. Yang tentunya akan membuat sejumlah perusahaan (bergantung pada bahan impor) menyesuaikan harga jualnya (naik),” tukasnya.

Related Articles

Latest Articles