20.3 C
New York
Monday, July 1, 2024

Pilu Pedagang Pasar Horas, Tahun Lalu Istirahat Tak Sempat, Kini Bisa Tiduran di Kios

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Libur Lebaran biasanya dimanfaatkan para pedagang Pasar Horas untuk memulihkan omset penjualan.

Namun berbeda dengan tahun ini, masyarakat tampaknya enggan berbelanja di pasar tradisional Kota Pematangsiantar tersebut.

Seperti diceritakan pedagang kain, L Turnip. Ia kesehariannya berjualan kain, sepatu serta tas di gedung 2 Pasar Horas.

Baca juga:Upaya Pemko Pematangsiantar Menanti Revitalisasi Gedung 4 Pasar Horas

Di saat hari biasa para pedagang sudah pasrah hanya dengan melayani sedikit pembeli. Selain gempuran toko online yang semakin merajai, masyarakat yang langsung belanja pakaian dengan jumlah banyak dari Kota Medan juga sangat berdampak bagi mereka.

Turnip mengaku, telah berlapang dada dengan kenyataan itu. Setiap harinya ia hanya melayani 2-3 orang pembeli, berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai belasan orang.

Untuk mengembalikan modal serta keuntungan, Turnip berharap besar pada hari libur, seperti Natal Tahun Baru serta Lebaran Idul Fitri. Meskipun tidak seramai dulu, paling tidak mampu meningkatkan kebahagiaan mereka saat melayani pembeli.

Namun tidak untuk libur Lebaran tahun ini. Ekspektasi para pedagang runtuh ketika melihat kenyataannya jika kondisi Pasar Horas tetap sepi.

Baca juga:Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Horas Terpantau Stabil Saat Ramadhan

“Lebaran tahun lalu masih ada pembeli, meskipun hanya beberapa saja. Tapi kali ini sepi sekali, sangat sepi,” ujar Turnip kepada mistar.id pada Rabu (10/4/24).

Dikisahkan Turnip, hampir setiap kali momen liburan membuat mereka tidak sempat beristirahat, karena ramainya pembeli. Tetapi sangat berbanding terbalik kali ini. Omset drastis jatuh sampai 70 persen.

“Tahun sebelumnya untuk istirahat tidak sempat, sekarang bisa tiduran di kios,” ucapnya.

Dia mengaku, telah berbagai cara dilakukan untuk mengembalikan omset penjualannya, mulai dari siaran langsung di media sosial (medsos) dan membuat diskon besar-besaran. Tetapi lagi-lagi cara itu tidak berhasil.

Baca juga:Aktivitas Padat Jelang Lebaran, Pedagang Pasar Horas Harus Lebih Waspada

Ia bingung, gelisah serta sedih. Harga-harga bahan pokok yang tidak menentu, biaya sekolah anak serta modal berjualan harus bisa terpenuhi. “Terkadang biaya makan-minum dan bensin saat jualan ini saja tidak bisa tertutupi,” katanya.

Padahal Turnip telah berjualan selama 20 tahun. Jatuh bangun sebagai pedagang telah ia rasakan. Tetapi semakin ke sini, untuk bangun saja terasa sulit baginya.

Dia merasa tidak perlu menyalahkan keadaan. Perkembangan teknologi, menurut dia, hal yang wajar untuk diikuti. “Satu sisi positif, tapi memang mungkin harus ada korbannya. Kami para pedagang di pasar tradisional ini,” ujarnya.

Pun begitu, Turnip mengaku, tidak akan berhenti berdagang. Sebab usahanya saat ini merupakan warisan dari orang tuanya dahulu. “Biarlah dulu kami tahan-tahan seperti ini, sambil melihat keadaan ke depannya,” katanya. (gideon/hm16)

Related Articles

Latest Articles