18.5 C
New York
Sunday, September 15, 2024

Penjaring Ikan Pinggiran di Pantai Barat masih Eksis Sekadar Bertahan Hidup

Tapteng, MISTAR.ID

Meskipun saat ini peralatan penangkapan ikan di kawasan Pantai Barat, khususnya di Perairan Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) sudah mulai canggih, namun para pencari nafkah (penjaring ikan) di pinggir pantai masih memperoleh hasil untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar.

Kenyataan ini ditemukan mistar.id di sekitaran Pantai Kalangan, Kabupaten Tapteng, pada Minggu (15/9/24).

Menurut T Panggabean,warga yang mengaku berdomisili di sekitaran Jalan Terminal Baru, Kelurahan Bonalumban, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapteng itu, hampir setiap harinya menjaring ikan di pinggiran Pantai Kalangan.

Baca juga:HNSI Sumut Siap Perjuangkan Kesejahteraan Nelayan

“Kita mesti pintar melihat kondisi air laut saat naik pasang atau turun. Biasanya, saat akan naik pasang ikan akan ke pinggiran. Saat itulah kita menjaring,” papar pria yang mempunyai seorang istri boru Hutagalung dan 4 orang anak ini.

Panggabean yang bekerja sendiri menghampar jaring dengan panjang sekira 100 meter. Setelah dihamparkan keliling, sesaat mengejar ikan yang di wilayah jaringnya. Usai jaring berbentuk bundar, lalu mulailah memeriksa, apakah jaring sudah berisi ikan atau belum.

“Hari ini, alhamdulillah setelah menjatuhkan jaring sebanyak 3 kali, sejumlah ikan berhasil ditangkap,” ujar lelaki berkulit hitam sembari enggan difoto menampakkan wajahnya dengan alasan tertentu.

Menurut Panggabean, beberapa jenis ikan pinggiran yang ditangkapnya terdiri dari jenis ikan kapur, ikan todak, ikan mordi, anak kepiting, cumi kecil, dan beberapa jenis lainnya.

Baca juga:Nelayan di Sibolga-Tapteng Keluhkan Pukat Trawl yang Merajalela

“Sesekali dapat juga jenis ikan belanak, gabu dan lainnya. Itupun mungkin rezeki agak lumayan,” lanjut Panggabean.

Nelayan kecil ini tak pernah patah semangat, walaupun dengan menggunakan alat tangkap seadanya. “Kita pun harus sadar, dengan alat sederhana ini, penghasilan kita pun ala kadarnya,” sambung Panggabean.

Dia mengakui, tak sulit untuk memasarkan ikannya. Karena hingga saat ini, masih banyak konsumen yang meminati ikan yang masih asli ditangkap dan segera dimasak.

“Kalau warga asli di pesisir ini, masih banyak meminati ikan yang baru ditangkap. Karena rasanya lezat, manis dan gurih,” ucapnya.

Baca juga:Kehadiran Red Devil di Danau Toba, Nelayan: Ikan Asli Endemik Berkurang

Data dihimpun dari sejumlah kawasan pinggiran pantai di pinggiran Teluk Tapian Nauli, masih banyak nelayan kecil yang berprofesi sama. Mereka biasanya menangkap ikan di kawasan Pantai Pandaratan, Pulau Sarudik, Pulau Poncan, dan pinggiran lainnya.

Mereka berharap, para penangkap ikan yang menggunakan teknologi canggih seperti pukat ikan (trawl), pukat cincin, kapal nagan, dan lainnya tetap menghargai kawasan tangkapan para nelayan kecil.

“Sehingga kita sesama nelayan saling berbagi dan menghargai kawasan wilayah tangkap. Yang paling parah untuk dibasmi instasi terkait adalah penggunaan bahan peledak atau bom,” pungkas Panggabean. (poltak/hm16)

Related Articles

Latest Articles