Wednesday, February 12, 2025
logo-mistar
Union
EKONOMI

Pengamat Sebut Harga Emas Tak Ada Korelasi dengan Saham dan IHSG

journalist-avatar-top
By
Wednesday, February 12, 2025 19:08
32
pengamat_sebut_harga_emas_tak_ada_korelasi_dengan_saham_dan_ihsg

Ilustrasi emas batangan. (f:ist/mistar)

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Pengamat Ekonomi, Gunawan Benjamin menyebut kinerja harga emas tidak akan berkorelasi dengan harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Emas memang kerap disandingkan sebagai instrumen investasi pesaing Dolar AS. Tapi, kerap bertolak belakang dengan kinerja harga emas," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (12/2/25).

Dilansir dari laman resmi Logam Mulia, harga emas antam turun sebanyak Rp8.000 per hari ini dari Rp1.692.000 menjadi Rp1.684.000 per gram.

Sementara itu, IHSG melonjak tajam pada akhir perdagangan dan menguat sebanyak 1,74 persen ke posisi 6.645,78. Kemudian, mata uang rupiah menguat 25 poin atau 0,05 persen ke Rp16.376 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu, (12/2/25).

Menurutnya, seiring naiknya harga emas, maka mata uang Dolar AS mengalami penurunan dan sebaliknya. Mata uang rupiah pada umumnya kerap disandingkan dengan mata uang Dolar AS.

"Gerak Rupiah tentu berlawanan dengan Dolar AS, saat rupiah menguat, maka Dolar bergerak sebaliknya. Naik turunnya rupiah akan mencerminkan bagaimana kondisi ekonomi fundamental di tanah air," ucapnya.

Namun, melemahnya rupiah maka menjadi kabar buruk bagi ekonomi nasional, seperti potensi melemahnya IHSG.

"Dalam kasus tertentu, melemahnya rupiah merugikan kinerja perusahaan yang sudah melantai di bursa saham," ujarnya.

Walaupun demikian, secara spesial pelemahan rupiah justru menjadi berkah untuk pelaku usaha atau industri tertentu.

"Tidak selalu buruk, tapi jika digeneralisir akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG," tuturnya.

Kinerja rupiah memiliki dampak yang besar untuk perekonomian, dan emas kerap menjadi indikator bagaimana kinerja mata uang Dolar AS.

"Misalkan harga emas dunia naik, maka ada kemungkinan Dolar AS melemah dan mata uang rupiah ada peluang menguat. Namun tidak dijadikan acuan sepenuhnya," katanya.

Menurutnya, setidaknya bisa menjadi gambaran untuk melihat dunia investasi atau pasar komoditas berfluktuasi dari sisi masyarakat.

 "Misalnya, saat harga emas diproyeksikan akan menguat dalam tempo waktu tertentu, maka dapat dilihat bagaimana kemungkinan rupiah berpeluang menguat atau Dolar AS yang melemah," ucapnya. (amita/hm18)

journalist-avatar-bottomRedaktur Andi

RELATED ARTICLES